UPDATEBALI.com, JAKARTA – Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang diadakan pada 3 Juli 2024 menilai bahwa sektor jasa keuangan Indonesia tetap stabil dan kontributif terhadap pertumbuhan nasional.
Kepala Departemen Literasi, Inklusi Keuangan dan Komunikasi, Aman Santosa, menyampaikan bahwa stabilitas ini didukung oleh tingkat solvabilitas yang tinggi dan profil risiko yang manageable, meskipun ketidakpastian global masih tinggi.
Aman Santosa menjelaskan bahwa perekonomian global umumnya menunjukkan pelemahan. Data perekonomian AS lebih rendah dari ekspektasi, dengan inflasi yang tetap tinggi. Pasar tenaga kerja AS terus termoderasi dan kondisi rumah tangga cenderung melemah, terutama di segmen menengah-bawah.
“Hal ini mendorong pasar untuk menaikkan ekspektasi pemangkasan Fed Fund Rate (FFR) sebanyak dua kali di tahun 2024, lebih tinggi dari panduan The Fed yang hanya satu kali,” ucapnya.
Santosa juga memaparkan di Eropa, ekonomi menghadapi tantangan stagnasi pertumbuhan dan tekanan fiskal. Meski inflasi meningkat, Bank Sentral Eropa (ECB) menurunkan suku bunga acuannya sebesar 25 bps menjadi 3,75 persen untuk mendorong pertumbuhan dan mengakhiri siklus pengetatan kebijakan moneternya.
Di dalam negeri, pemulihan permintaan masyarakat terus berlanjut meskipun lambat. Inflasi inti relatif stabil dengan pertumbuhan uang beredar (M2) yang meningkat, menunjukkan potensi penguatan permintaan ke depan. Sektor manufaktur juga terus mencatatkan ekspansi meskipun mengalami moderasi, terlihat dari penurunan indeks PMI Manufaktur menjadi 50,7.
Sementara itu, pasar saham IHSG terkoreksi 2,88 persen ytd ke level 7.063,58 namun menguat 1,33 persen mtd, dengan nilai kapitalisasi pasar sebesar Rp12.092 triliun, naik 3,58 persen ytd. Pasar obligasi juga menguat, dengan indeks pasar obligasi ICBI naik 1,55 persen ytd ke level 380,42.
“Namun, terdapat net sell oleh investor non-resident sebesar Rp33,96 triliun ytd,” jelasnya.
Nilai Asset Under Management (AUM) industri pengelolaan investasi tercatat sebesar Rp826,07 triliun, naik 0,16 persen ytd. Sementara itu, penghimpunan dana di pasar modal mencapai Rp120,00 triliun dengan 26 emiten baru, serta terdapat 103 pipeline Penawaran Umum dengan perkiraan nilai indikatif sebesar Rp30,02 triliun.
Industri perbankan menunjukkan kinerja stabil dengan capital adequacy ratio (CAR) yang tinggi di level 26,22 persen. Likuiditas industri perbankan juga memadai dengan rasio Alat Likuid/Non-Core Deposit (AL/NCD) sebesar 114,58 persen dan Alat Likuid/Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) sebesar 25,78 persen.
Ke depan, OJK akan terus meningkatkan sinergi dan kolaborasi dengan berbagai pihak dalam rangka penguatan governance dan penegakan integritas di sektor jasa keuangan Indonesia. Dengan kebijakan dan langkah penegakan hukum yang dilakukan, serta bersinergi dengan pemerintah, Bank Indonesia, LPS, dan industri keuangan, OJK optimis sektor jasa keuangan dapat tetap stabil di tengah ketidakpastian global yang masih tinggi.(yud/ub)