Jumat, April 25, 2025
BerandaNasionalOJK: Kinerja Perbankan Indonesia Menjanjikan di Triwulan I-2024

OJK: Kinerja Perbankan Indonesia Menjanjikan di Triwulan I-2024

UPDATEBALI.com, JAKARTA – Survei Orientasi Bisnis Perbankan OJK (SBPO) menunjukkan optimisme yang tinggi dari pelaku industri terkait kinerja perbankan Indonesia di triwulan I-2024. Dilakukan melalui kajian terhadap 100 bank responden, survei ini memperlihatkan harapan yang positif terhadap fungsi intermediasi perbankan di tengah kondisi makroekonomi global yang menantang.

Kepala Departemen Literasi, Inklusi Keuangan dan Komunikasi Aman Santosa Kamis 7 Maret 2024 menjelaskan, berdasarkan data Desember 2023, aset 100 bank yang menjadi responden survei ini mencapai 97,05 persen dari total aset bank umum di Indonesia. Dari hasil survei, tergambar bahwa kinerja perbankan diperkirakan akan tetap terjaga baik dengan Indeks Orientasi Bisnis Perbankan (IBP) mencapai 56, yang masuk dalam zona optimis.

“Kenaikan IBP tersebut didorong oleh ekspektasi meningkatnya fungsi intermediasi perbankan, sejalan dengan kemampuan perbankan dalam mengelola risiko, meskipun kondisi makroekonomi global kurang kondusif. Optimisme ini juga didukung oleh proyeksi ekonomi Indonesia yang diperkirakan tetap resilien pada 2024,” ucapnya.

Baca Juga:  Pj Ketua PKK Bali Galakkan Program KRISAN untuk Lindungi Keluarga dari Ancaman Narkoba

Meskipun demikian, masih terdapat ketidakpastian terkait kondisi makroekonomi global, yang tercermin dari Indeks Ekspektasi Kondisi Makroekonomi (IKM) pada triwulan I-2024 yang masih berada pada level pesimis, meskipun mengalami peningkatan dari triwulan sebelumnya.

Menanggapi kondisi tersebut, Aman Santoso menuturkan, mayoritas responden meyakini bahwa risiko perbankan tetap terjaga dan terkendali dengan Indeks Persepsi Risiko (IPR) mencapai 53, menunjukkan keyakinan bahwa risiko kredit dan risiko pasar dapat dikelola dengan baik.

Dari sisi prospek bisnis, optimisme kinerja perbankan pada triwulan I-2024 cukup tinggi dengan Indeks Ekspektasi Kinerja (IEK) sebesar 68. Keyakinan ini didorong oleh ekspektasi pertumbuhan ekonomi domestik yang baik, meningkatnya konsumsi selama bulan Ramadhan, penyelenggaraan Pemilu 2024, dan daya beli masyarakat yang terjaga.

“Tidak hanya itu, penghimpunan dana diproyeksikan akan meningkat seiring dengan pemulihan ekonomi yang semakin membaik dan dukungan sumber dana dari pemerintah. Hal ini terlihat dari perkiraan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada triwulan I-2024,” tuturnya.

Baca Juga:  GERTAK-an Anak Denpasar, Gaungkan Anti Kekerasan pada Anak

Meskipun terdapat tantangan dari kondisi makroekonomi global, Indonesia diharapkan dapat tetap resilien pada tahun 2024 dengan dukungan dari konsumsi masyarakat yang terjaga, konsumsi pemerintah yang meningkat akibat Pemilu 2024, dan pertumbuhan investasi yang terus berlanjut.

Hasil survei ini juga memberikan gambaran bahwa kondisi likuiditas perbankan di Indonesia diharapkan akan tetap memadai pada 2024, dengan pertumbuhan ekonomi yang positif dan kebijakan moneter yang masih akomodatif. Selain itu, diharapkan adanya arus dana masuk dari investor asing ke pasar domestik jika pemotongan suku bunga The Fed terjadi pada akhir triwulan II-2024, mendukung pasar keuangan domestik dengan berbagai instrumen keuangan.

Survei ini menjadi panduan bagi OJK dan pelaku industri perbankan dalam merespons dinamika ekonomi yang terus berubah, serta mengambil langkah-langkah strategis untuk mempertahankan stabilitas dan pertumbuhan sektor keuangan di Indonesia.

SBPO

OJK menggelar SBPO secara triwulanan untuk memperoleh gambaran dari industri perbankan tentang arah perekonomian, persepsi terhadap risiko perbankan serta arah/tendensi bisnis perbankan pada triwulan mendatang.

Baca Juga:  Ini Dia Sederet Selebritis yang Didaftarkan Gerindra Sebagai Bacaleg

SBPO menghasilkan suatu Indeks Orientasi Bisnis Perbankan (IBP), yaitu indeks komposit yang menunjukkan persepsi dengan rentang nilai 1 s.d. 100, di mana indeks > 50 menunjukkan persepsi optimis, indeks = 50 menunjukkan persepsi stabil, dan indeks < 50 menunjukkan persepsi pesimis. IBP terdiri dari tiga subindeks yaitu Indeks Ekspektasi Kondisi Makroekonomi (IKM), Indeks Persepsi Risiko (IPR) dan Indeks Ekspektasi Kinerja (IEK).

Selain ketiga indeks tersebut, SBPO juga menghasilkan informasi lain yang sedang menjadi isu hangat pada industri perbankan serta hal-hal yang dianggap dapat berpengaruh terhadap kinerja perbankan.

Secara historis, hasil survei SBPO relatif cukup akurat dalam memprediksi arah dari beberapa indikator makroekonomi maupun perbankan di Indonesia. Laporan hasil SBPO Triwulan I-2024 lebih lengkap dapat dilihat pada website OJK (www.ojk.go.id/id/kanal/perbankan/data-dan-statistik/survei-perbankan).

BERITA TERKAIT

Most Popular

Recent Comments