Jumat, April 25, 2025
BerandaBaliOJK Bali: Stabilitas Industri Jasa Keuangan di Provinsi Bali Tetap Terjaga

OJK Bali: Stabilitas Industri Jasa Keuangan di Provinsi Bali Tetap Terjaga

DENPASAR – Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Bali menilai Industri Jasa Keuangan (IJK) di Provinsi Bali pada April 2024 tetap solid dan stabil. Hal ini didukung oleh permodalan yang kuat, kondisi likuiditas yang stabil, dan profil risiko yang terjaga.

Kepala OJK Provinsi Bali Kristrianti Puji Rahayu mengatakan, data sektor perbankan Provinsi Bali menunjukkan pertumbuhan yang signifikan dalam penyaluran kredit dan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK). Penyaluran kredit mencapai Rp106,34 triliun, tumbuh 6,65 persen year-on-year (yoy), lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 3,27 persen yoy. Kredit Bank Umum tumbuh 7,42 persen yoy menjadi Rp93,69 triliun, sementara kredit BPR mencapai Rp12,65 triliun meski tumbuh lebih rendah, yakni 1,33 persen yoy.

Baca Juga:  KPK: OJK Teladan dalam Pencegahan Korupsi dan Penguatan Integritas

Pertumbuhan kredit yoy didorong oleh peningkatan nominal kredit investasi yang bertambah sebesar Rp4,90 triliun atau tumbuh 18,64 persen yoy. Sektor perdagangan besar dan eceran serta sektor konsumtif mendominasi penyaluran kredit, masing-masing sebesar 29,94 persen dan 34,18 persen.

“Penghimpunan DPK mencapai Rp176,57 triliun, tumbuh 19,14 persen yoy. Loan to Deposit Ratio (LDR) posisi April 2024 sebesar 60,22 persen menurun dibandingkan posisi April 2023 yang sebesar 67,28 persen,” kata Kristrianti Puji Rahayu pada Kamis, 27 Juni 2024.

Baca Juga:  OJK Bali Catat Stabilitas Keuangan, Pertumbuhan Kredit dan Dana Pihak Ketiga Meningkat Pesat

Kristrianti Puji Rahayu juga menjelaskan, jumlah investor pasar modal di Bali juga menunjukkan pertumbuhan yang signifikan. Pada April 2024, jumlah investor saham mencapai 125.407 SID, tumbuh 26,01 persen yoy. Investor Reksa Dana dan SBN masing-masing tumbuh 27,32 persen yoy dan 25,71 persen yoy. Penyaluran pembiayaan melalui fintech peer-to-peer lending tumbuh 60,46 persen yoy mencapai Rp1,12 triliun.

OJK Bali menetapkan sasaran prioritas literasi dan inklusi keuangan tahun 2024, fokus pada masyarakat di daerah 3T, petani/nelayan, pelajar/santri, penyandang disabilitas, UMKM, perempuan, masyarakat pedesaan, dan pelajar. Hingga Mei 2024, OJK Bali telah melaksanakan 52 kegiatan edukasi keuangan yang menjangkau lebih dari 5.593 orang secara tatap muka dan sekitar 134.500 orang melalui media sosial.

Baca Juga:  OJK Raih Predikat Badan Publik Infotmatif Terbaik 2023

“OJK Bali juga terus mendorong penyelesaian pengaduan konsumen melalui Aplikasi Portal Perlindungan Konsumen (APPK). Hingga Mei 2024, OJK Bali telah menerima 191 pengaduan dengan 7 di antaranya merupakan sengketa yang masuk ke dalam LAPS Sektor Jasa Keuangan,” jelasnya.

Untuk mendukung kelancaran kredit/pembiayaan, OJK Bali memberikan pelayanan penarikan data Informasi Debitur (Ideb) melalui Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK).(yud/ub)

BERITA TERKAIT

Most Popular

Recent Comments