UPDATEBALI.com, DENPASAR – Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Bali menyatakan bahwa stabilitas Industri Jasa Keuangan (IJK) di Bali hingga Januari 2025 tetap terjaga dengan baik. Hal ini didukung oleh permodalan yang solid, likuiditas yang memadai, serta profil risiko yang terkendali.
Kepala OJK Provinsi Bali​ Kristrianti Puji Rahayu mengatakan, Data menunjukkan penyaluran kredit perbankan di Bali mencapai Rp111,56 triliun, tumbuh 6,34 persen secara tahunan (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Kredit investasi menjadi pendorong utama dengan pertumbuhan sebesar 17,19 persen yoy, mencerminkan meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap kondisi ekonomi di Bali.
“Sektor UMKM menyerap 52,44 persen dari total kredit dengan pertumbuhan 5,38 persen yoy. Berdasarkan sektor, penyaluran kredit terbesar berada di sektor konsumtif (34,32 persen) dan perdagangan besar serta eceran (28,68 persen). Pertumbuhan signifikan terlihat pada sektor akomodasi dan penyediaan makan minum yang naik 15,11 persen yoy,” ungkapnya pada Selasa, 25 Maret 2025.
Penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp191,56 triliun dengan pertumbuhan 11,96 persen yoy. Loan to Deposit Ratio (LDR) tercatat sebesar 58,24 persen, menunjukkan fungsi intermediasi yang sehat. Kecukupan modal Bank Perkreditan Rakyat (BPR) juga tetap kuat dengan Cash Ratio (CR) 14,26 persen dan Capital Adequacy Ratio (CAR) 35,38 persen.
Rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) bruto tercatat sebesar 3,14 persen, sedangkan NPL bersih sebesar 2,18 persen. Penyelesaian kredit restrukturisasi membantu menurunkan rasio Loan at Risk (LaR) menjadi 12,18 persen dari 19,21 persen yoy.
Kristrianti Puji Rahayu menjelaskan, di sektor pasar modal, jumlah investor saham di Bali mencapai 146.093 SID, tumbuh 22,96 persen yoy. Nilai kepemilikan saham sebesar Rp5,46 triliun dengan nilai transaksi Rp2,4 triliun.
Piutang pembiayaan perusahaan pembiayaan di Bali sebesar Rp11,79 triliun, tumbuh 7,95 persen yoy, sementara piutang modal ventura tercatat sebesar Rp89,12 miliar dengan pertumbuhan 5,36 persen yoy.
“OJK Bali juga terus meningkatkan literasi dan inklusi keuangan dengan menyelenggarakan 25 kegiatan edukasi hingga Februari 2025 yang telah menjangkau 1.787 orang secara langsung dan 37.987 orang melalui media sosial,” jelasnya.
Di bidang pengaduan, OJK Bali menerima 95 pengaduan hingga Februari 2025, didominasi sektor perbankan (39 pengaduan) dan perusahaan peer-to-peer lending (36 pengaduan). OJK terus mendukung kelancaran akses kredit melalui pelayanan Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) yang telah diakses oleh 2.198 orang.
Dengan berbagai upaya sinergi antara OJK, pemerintah daerah, dan pelaku industri jasa keuangan, OJK Bali optimis sektor jasa keuangan di Bali dapat terus stabil dan berkontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi daerah.(yud/ub)