UPDATEBALI.com, BADUNG – Komitmen jangka panjang terhadap pariwisata berkelanjutan kembali ditegaskan oleh The Apurva Kempinski Bali melalui penyelenggaraan forum bertajuk “The Path to Sustainability Growth 2025” yang berlangsung di kawasan Nusa Dua pada Rabu, 7 Mei 2025.
Acara ini menjadi titik temu penting bagi pelaku industri, pemerhati lingkungan, serta pemimpin bisnis dalam mengakselerasi transformasi menuju praktik pariwisata yang bertanggung jawab dan inklusif.
Hotel yang sebelumnya mencatat sejarah sebagai properti pertama di Indonesia dengan sertifikasi resmi dari Global Sustainable Tourism Council (GSTC) ini, kini kembali memperluas pengaruhnya sebagai motor penggerak perubahan. Melalui forum tersebut, The Apurva Kempinski Bali tidak hanya merumuskan strategi keberlanjutan, tapi juga mempraktikkannya secara langsung lewat berbagai program berbasis partisipasi publik.

General Manager The Apurva Kempinski Bali, Vincent Guironnet, hadir bersama Desak Intan selaku Director of Hygiene, Safety and Sustainability serta konsultan bisnis berkelanjutan Alistair Speirs. Ketiganya membagikan pengalaman dan gagasan tentang bagaimana hotel mewah bisa tetap relevan dengan isu-isu global seperti krisis iklim, pengurangan sampah plastik, serta penguatan ekonomi lokal.
Desak Intan menjelaskan bahwa hotel telah mengambil berbagai langkah konkret, mulai dari penyediaan air minum isi ulang, penghapusan kemasan plastik sekali pakai, hingga penggunaan material ramah lingkungan untuk alat makan dan kebutuhan harian.
“Kami bahkan mengajak tamu untuk terlibat langsung dalam konservasi lingkungan melalui kegiatan penanaman mangrove. Dari sini, wisatawan tidak hanya menikmati Bali, tapi juga turut menjaga kelestariannya,” katanya.
Sejalan dengan program Bali Bersih Sampah yang digagas oleh Pemerintah Provinsi Bali, hotel ini juga aktif menyesuaikan operasionalnya agar selaras dengan visi Bali sebagai destinasi hijau. Menurut Desak, transparansi dan pelibatan masyarakat adalah dua faktor penting dalam keberhasilan program berkelanjutan.
“Ini bukan sekadar proyek CSR atau pencitraan. Kami ingin menciptakan budaya sadar lingkungan di sektor pariwisata,” tambahnya.
Sementara itu, Alistair Speirs menekankan perlunya kolaborasi antar-sektor untuk menciptakan solusi yang bukan hanya ramah lingkungan, tetapi juga menguntungkan secara sosial dan ekonomi. Ia menyebut bahwa forum seperti ini bisa menjadi katalis untuk memperkuat sinergi antara swasta, pemerintah, dan komunitas.
The Apurva Kempinski Bali telah membuktikan bahwa standar kemewahan tidak harus bertentangan dengan prinsip keberlanjutan. Sertifikasi GSTC yang telah diraihnya menjadi pengakuan internasional atas integritas dalam pengelolaan lingkungan, pemberdayaan masyarakat lokal, dan tata kelola usaha yang transparan.
Dengan langkah-langkah nyata dan agenda tahunan keberlanjutan yang terus berkembang, The Apurva Kempinski Bali menunjukkan bahwa sektor perhotelan dapat menjadi pionir perubahan menuju masa depan yang lebih bertanggung jawab.(yud/ub)