UPDATEBALI.com, DENPASAR – Pemerintah Kota Denpasar mengadakan rangkaian bhakti serangkaian Pujawali di Pura Luhur Uluwatu pada hari Anggarakasih Medangsia, Selasa, 15 Oktober 2024.
Acara ini dihadiri oleh Sekda Kota Denpasar, Ida Bagus Alit Wiradana, serta Penglingsir Puri Agung Jro Kuta, I Gusti Ngurah Jaka Pratidnya. Masyarakat berbaur bersama pemedek, menyukseskan kegiatan pujawali yang berlangsung khidmat.
Pelaksanaan pujawali dipenuhi suara gambelan dan kidung, dimulai dengan pangilen Topeng Wali. Rangkaian acara ini diakhiri dengan persembahyangan bersama yang dipuput oleh Ida Pedanda Gede Sari Arimbawa dari Griya Tegal Sari Denpasar dan Ida Pedanda Gede Isana Manuaba dari Griya Lebah Abiansemal, Badung.
I Gusti Ngurah Jaka Pratidnya, selaku Pengempon Pura Luhur Uluwatu, menjelaskan bahwa acara pujawali diawali dengan prosesi nedunang Ida Bhatara Dewa Agung Sakti dari Pura Pererepan Desa Adat Pecatu yang kemudian menuju Pura Luhur Uluwatu.
“Setelah pujawali, pada Rabu, 20 Maret 2024 hingga Jumat, 22 Maret 2024, akan dilanjutkan dengan bakti penganyar yang dilakukan berturut-turut oleh Kecamatan Petang, Abiansemal, dan Mengwi. Penyineban akan dilaksanakan oleh Kecamatan Kuta Selatan bersama Desa Adat Pecatu dan Puri Agung Jro Kuta,” tambahnya.
Turah Joko, sapaan akrab Jaka Pratidnya, berharap pelaksanaan pujawali dapat mendatangkan berkah bagi seluruh umat di Bali dan Indonesia.
“Mudah-mudahan kita dijauhkan dari bencana dan diberikan keselamatan. Kami juga berupaya meminimalisir penggunaan plastik sekali pakai selama kegiatan ini, sehingga diimbau untuk tidak menggunakan plastik dalam membawa sarana upacara atau banten,” ujarnya.
Sekda Kota Denpasar, Ida Bagus Alit Wiradana, menegaskan bahwa pujawali ini menjadi momentum bagi masyarakat untuk selalu eling dan meningkatkan srada bhakti kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa. Dia berharap acara ini dapat menjaga keharmonisan antara parahyangan, palemahan, dan pawongan, sesuai dengan implementasi Tri Hita Karana.
“Dengan pelaksanaan pujawali ini, mari kita tingkatkan rasa srada bhakti kita sebagai upaya menjaga harmonisasi antara parahyangan, pawongan, dan palemahan,” ujar Alit Wiradana. (per/ub)