UPDATEBALI.com, Denpasar – Hingga sampai saat ini, permasalahan penutupan akses masuk (Pemedal) Pura Dalem Bingin Ambe tak kunjung menemukan titik terang.
Babak baru silang sengketa penutupan akses masuk (Pemedal) Pura Dalem Bingin Ambe memasuki babak baru saat dilakukannnya mediasi di kantor PHDI Bali sebab kabar baiknya pertemuan ini juga dihadiri oleh perwakilan pihak pemilik tanah yang menutup akses.
Rapat Mediasi Penutupan Jalan Masuk Pura tersebut dihadiri dari unsur : PHDI Prov.Bali, Kementerian Agama Kota Denpasar, Dinas Kebudayaan Kota Denpasar, Kapolsek Denpasar Barat, Camat Denpasar Barat, Ketua PHDI Kec. Denpasar Barat, ketua PHDI Desa Dauh Puri Kangin, Bendesa Adat Denpasar, Perbekel Desa Dauh Puri Kangin, Kepala Kewilayahan Br. Titih Kaler, Kelian Adat Br. Titih Kaler, Ketua Yayasan Keris Bali, Kelian Pura Pengempon Pura Dalem Bingin Nambe, Garda Security dan Pemilik Rumah Kos didepan Pura Dalem Bingin Nambe di Kantor Sekretariat PHDI Kota Denpasar, Kamis (19/5/2022).
Ketua PHDI Kota Denpasar, I Made Arka, S.Pd, M.Pd., menyampaikan bahwa solusi dalam menyelesaikan permasalahan yakni dengan saling mengiklaskan. Apalagi diketahui perseteruan ini masih memiliki hubungan saudara.
Pihak PHDI Bali belum bisa mengambil keputusan terkait permasalahan penutupan akses pemedal Pura Dalem Bingin Ambe. Namun mendapat masukan yang terbuka dari dua belah pihak yang bersengketa, sehingga dari PHDI Bali dapat mencari solusi yang terbaik.
” Sagilik-Saguluk Salunglung Sabayantaka harus kita bangun sehingga terciptanya demokrasi yang baik. Kami akan tetap melaksanakan kegiatan mediasi ini dengan meyakinkan solusi itu ada. Kami hanya memohon kepada Ida Bhatara (Tuhan yang Maha Esa) agar diberikan solusi / jalan yang sebaik-baiknya agar tidak ada yang merasa tersakiti,” kata Made Arka.

Ketut Ismaya Putra, Ketua Yayasan Kesatria Keris Bali (YKKB) yang turut hadir optimis persoalan ini bisa berakhir dengan jalan perdamaian.
“Pertemuan hari ini sudah lengkap dihadiri para pihak, artinya ini menjadi sebuah kemajuan yang sangat berarti, meskipun belum ada kesepakatan, namun diharapkan bisa terjadi saling pengertian dan keikhlasan, Astungkara,” pungkas Ismaya atau Jro Bima. (den/ub)