Senin, Maret 10, 2025
BerandaBaliBadungKuasai Totok Aura, Jro Dewi 'Ngayah' Obati Penyakit Medis - Non Medis

Kuasai Totok Aura, Jro Dewi ‘Ngayah’ Obati Penyakit Medis – Non Medis

UPDATEBALI.comBADUNG – Jro Dasaran Dewi adalah salah satu seseorang yang menekuni dunia spiritual. Jro Dasaran Dewi yang akrab dipanggil Jro Dewi mengaku kalau ia saat kelas 3 SD sering sakit-sakitan.

Berdasarkan petunjuk orang pintar diketahui kalau Jro Dewi melik, namun saat itu orang tuanya memohon agar meliknya tersebut ditutup sementara.

Perempuan bernama lengkap Ni Luh Dewi Astuti Ningsih ini atau yang akrab dipanggil Jro Dewi saat ditemui Updatebali.com dikediamannya di Banjar Gaji Desa Dalung, Badung mengatakan, dirinya terlahir sebagai anak ‘melik’ sejak berusia belia sering dibayangi berbagai penampakan menyeramkan yang ada di depan matanya.

Baca Juga:  Berikut Beberapa Tips Hindari Hoaks

Kini Jro Dewi lebih fokus membantu pengobatan dengan landasan ingin ‘ngayah’ kepada Tuhan. Jro Dewi sering membantu warga yang memiliki masalah spiritual.

“Pengobatan yang saya lakukan ini berlandaskan ‘ngayah’ untuk Tuhan untuk menolong sesama,” kata Jro Dewi.

Selain itu, ada pula ritual meditasi kesehatan bagi yang ingin mencapai keseimbangan jasmani rohani serta totok aura untuk yang ingin pancaran tubuh atau wajahnya ‘fresh’ dan beraura positif bagi yang memandang.

Baca Juga:  Overstay, Imigrasi Denpasar Deportasi WN Belanda

“Belakangan cukup banyak orang datang ke tempat saya, ingin belajar meditasi atau totok aura,” terang beliau saat di kediamannya di wilayah Dalung, Kabupaten Badung, Bali pada Minggu 20 Agustus 2023.

Jro Dewi menambahkan, fungsi dari totok aura adalah untuk membantu pancaran aura dalam diri seseorang menjadi positif. Ia menyarankan bagi orang yang ingin datang untuk melakukan totok aura harus ada niat dari dalam diri sendiri, tidak hanya sekedar ikut-ikutan.

Baca Juga:  Pemkot Denpasar Gelar Monev, Wujudkan Desa/Kelurahan Tangguh Aman Covid-19

“Bila ada masyarakat yang ingin melakukan totok aura bersama dengan saya diharapkan melengkapi sarana berupa banten pejati, sekar sedap malam hitungan ganjil 7 atau 11, 1 buah nyuh bungkak gadang (kelapa hijau),” ungkapnya.

Diakhir perbincangan, Jro Dewi menyebutkan tubuh manusia membutuhkan waktu untuk relaksasi dari aktivitas yang dilakukan setiap harinya. Maka dari itu diperlukan relaksasi pada tubuh sebagai bentuk apresiasi.(den/ub)

BERITA TERKAIT
- Advertisment -

Most Popular

Recent Comments