UPDATEBALI.com, TABANAN – Meski tidak ada lagi kasus gigitan positif rabies ditemukan di Kabupaten Tabanan, pasca temuan di kecamatan Pupuan, namun Dinas Kesehatan tetap berupaya menjaga ketersediaan VAR. Ini dikarenakan rata-rata kasus gigitan hewan perantara rabies (HPR) perhari di angka 5-20 gigitan.
Kepala bidang pencegahan dan pengendalian penyakit menular, Dinas Kesehatan Tabanan, dr. I Ketut Nariana mengatakan, sisa var saat ini menipis atau hanya 500 dosis. Jumlah ini tentu sangat kurang melihat banyaknya permohonan var karena kasus gigitan HPR yang tentunya hasilnya belum tentu positif rabies.
Terkait Var, pihaknya juga sudah berupaya mengusulkan untuk penambahan, namun rupanya belum bisa terealisasi. Alhasil, untuk tetap bisa menjaga ketersediaan vaksin, dinas kesehatan berupaya menyisir pos pos anggaran kegiatan lainnya di opd terkait. Hanya saja dampak dari penyisiran pos anggaran ini terpaksa meniadakan sejumlah kegiatan yang memang harus dilakukan.
“Sempat usulkan 500 juta tapi anggaran daerah terbatas jadi belum bisa terpenuhi, ya kita sisir pos pos anggaran lain, terpaksa anggaran monev pelaksanaan vaksin kita tiadakan, dan hanya bisa menyisir 125 juta,” terangnya.
Namun ditengah keterbatasan tersebut ia berharap, peran serta masyarakat sangat dibutuhkan. Semisal untuk kasus gigitan hpr, bisa dilakukan tindakan pencegahan pertama dengan mencuci luka gigitan dengan sabun dan air mengalir dan selanjutnya memberikan obat luka. Dan tidak terburu buru meminta vaksin jika posisi gigitan tidak berada pada titik yang dianggap riskan, sembari menunggu petugas melakukan observasi terhadap hewan tersebut apakah ada gejala indikasi rabies atau tidak.(den/ub)