UPDATEBALI.com, JEMBRANA – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jembrana, Ni Made Sri Sutharmi, mengungkapkan keprihatinan atas lonjakan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang terjadi di Jembrana. Bahkan data statistik menunjukkan bahwa pada bulan Juli 2023, Jembrana mengalami angka kasus DBD tertinggi dalam lima tahun terakhir. Hal ini menurutnya perlu peran serta masyarakat dalam menjaga lingkungan bersih.
“Kita tidak bisa menetapkan, walau secara global Indonesia tinggi, tetapi di Jembrana belum tentu tertinggi. Kami akan berfokus pada peningkatan kebersihan lingkungan,” kata Sri Sutharmi, saat diwawancara awak media Selasa, 25 Juli 2023.
Sri Sutharmi menekankan bahwa kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan menjadi faktor krusial dalam menekan kasus DBD. Namun, ia juga mengingatkan bahwa peran pemerintah sangat diperlukan untuk melaksanakan langkah-langkah pencegahan dan penanganan yang efektif.
“Selain peran aktif pemerintah, kesadaran dan kewaspadaan masyarakat harus ditingkatkan, mengingat jumlah kasus saat ini sudah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan,” ungkapnya.
Berkaitan dengan hal tersebut, pihaknya dan jajaran Komisi III yang bertanggung jawab di bidang kesehatan berencana untuk mengadakan rapat koordinasi mendesak dengan Dinas Kesehatan guna membahas langkah-langkah tanggap menghadapi wabah DBD di Jembrana.
“Iya akan segera kami rapatkan dengan dinas terkait, termasuk dengan komisi III yang membidangi. Keterlibatan aktif masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan sebagai kunci utama untuk membatasi jumlah kasus DBD ke depan,” imbuhnya.
Situasi ini menuntut tanggapan serius dari seluruh lapisan masyarakat dan pemerintah setempat. Dengan kesadaran dan kerja sama bersama, diharapkan kasus DBD dapat ditekan dan masyarakat Jembrana dapat terlindungi dari ancaman penyakit ini.
“Semua pihak diharapkan berkomitmen dalam upaya pencegahan dan penanganan guna menciptakan lingkungan yang bebas dari DBD,” pungkasnya.
Berdasarkan informasi dari Dinas Kesehatan Jembrana, selama periode lima tahun dari 2019 hingga Juli 2023, tercatat total 1.317 kasus DBD. Rinciannya adalah 213 kasus pada tahun 2019, 267 kasus pada tahun 2020, hanya 96 kasus pada tahun 2021, meningkat drastis menjadi 347 kasus pada tahun 2022, dan hingga 24 Juli 2023, telah terjadi 394 kasus. Jumlah kasus DBD pada tahun 2023 melewati total kasus selama satu tahun pada tahun 2022, mencatatkan angka paling tinggi dalam lima tahun terakhir. (dik/ub)