UPDATEBALI.com, BANGLI – Ikan Red Devil di Danau Batur, Kintamani, Bangli, merupakan predator bagi ikan-ikan kecil bahkan dianggap hama oleh masyarakat. Namun ditangan seorang ibu ramah tangga, ikan red devil yang tidak memiliki harga jual itu, justru menjadi kudapan khas bahkan mempunyai nilai jual yang tinggi.
Ditangan Ni Putu Eka Supraptiningsih, ikan predator ini bisa diolah menjadi makanan lezat yang mudah dikonsumsi, serta bernilai ekonomis. Perempuan asal Banjar Dadia Puri, Desa Bunutin, Bangli ini mengatakan, dipilihnya ikan red devil karena ikan tersebut banyak tersedia di Danau Batur. Selain itu banyak dijual di pasar.
Kendati demikian, ikan Red Devil kurang diminati meski harganya tergolong murah. Dari berbagai percobaan yang dilakukan, akhirnya ia mampu mengolah ikan red devil menjadi makan ringan yang renyah, dan pada awal tahun 2023, red devil crispy kreasinya mulai diproduksi dan dipasarkan. Biasanya dirinya mengolah lima kilogram ikan red devil dan menjadi tujuh puluh kemasan. Rata-rata perbulan produksinya mencapai 250 kemasan, dimana perkemasan di jual lima ribu rupiah. untuk pemasaran masih di seputaran Bangli dan Gianyar.
Diakuinya, peminat Red Devil crispy saat ini cukup banyak, untuk menjangkau pemasaran yang lebih luas, pihaknya bekerjasam dengan dinas terkait untuk memperoleh surat ijin industri rumah tangga.
"Diharapkan kedepan Semakin banyak pelaku UMKM yang terus berinovasi, sehingga barang yang tidak berguna mempunyai nilai ekonomis yang tinggi. Sehingga mampu membangkitkan perekonomian keluarga," ungkapnya.(put/ub)