UPDATEBALI.com, DENPASAR – Berdasarkan rilis BPS Provinsi Bali, inflasi Bali pada bulan Juni 2022 mencapai 0,92 % (mtm), lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 0,71 % (mtm) dan lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional sebesar 0,61 % ( mtm ).
Trisno Nugroho selaku Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali mengatakan, Peningkatan inflasi di bulan Juni bersumber dari kenaikan harga kelompok volatile food disusul inflasi inti, sementara itu kelompok harga yang dikelola mengalami deflasi. Sementara secara tahunan, Provinsi Bali mengalami inflasi sebesar 5,75% ( yoy ), lebih tinggi dari bulan sebelumnya sebesar 4,39% ( yoy ) dan inflasi nasional sebesar 4,35% ( yoy ). Kelompok volatile food mengalami inflasi sebesar 3,88 % ( mtm ), lebih tinggi dibandingkan bulan Mei yang sebesar 0,71 % ( mtm ). Harga kelompok volatile food kenaikan oleh kenaikan harga cabai rawit, cabai merah, bawang merah, tomat, telur ayam ras dan daging ayam ras. Naiknya harga cabai rawit, cabai merah, bawang merah dan tomat disebabkan oleh penurunan pasokan dari produksi daerah sentra yang disebabkan cuaca kurang kondusif. Sedangkan, kenaikan harga telur ayam ras dan daging ayam ras disebabkan oleh kenaikan kebutuhan bahan pangan selama perayaan Hari Raya Galungan dan Kuningan, Minggu (3/7/2022).
Disisi lain, laju inflasi volatilitas pangan terhenti oleh penurunan harga minyak goreng yang dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah, produksi CPO dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan domestik dengan melakukan pelarangan ekspor CPO pada Mei 2022. Kelompok barang inflasi inti ( core ) tercatat sebesar 0,45% ( mtm ), lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 0,80 % ( mtm ). Komoditas utama penyumbang inflasi inti adalah canang sari, mie, upah asisten rumah tangga, bakso santap, dan kopi siap bubuk. Harga canang sari dipengaruhi oleh kenaikan permintaan untuk merayakan Hari Raya Galungan dan Kuningan .
Sementara itu, kenaikan harga mie disebabkan oleh kenaikan harga gandum sebagai bahan baku pembuatan mie, sedangkan kenaikan harga bakso menyebabkan harga daging ayam ras Di sisi lain, barang yang diadministrasikan price mencatat deflasi sebesar 0,09 % ( mtm ), lebih rendah dari bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 0,39 % ( mtm ). Deflasi terjadi terutama disebabkan oleh penurunan tarif angkutan antar kota, angkutan udara, dan tarif roda dua online. Fenomena ini oleh kembali normalnya permintaan pada Juni 2022 setelah terjadi kenaikan pada bulan sebelumnya sehubungan dengan liburan Hari Raya Idul Fitri 2022.
Trisno melanjutkan, pada Juli 2022, tekanan inflasi diprakirakan bersumber dari kelompok administered price dan volatile food. Beberapa faktor yang dapat menimbulkan tekanan harga antara lain : 1. Kenaikan Tarif Dasar Listrik ( TDL per 1 Juli 2022, 2. Risiko penyebaran penyakit mulut dan kuku ( PMK ) yang mungkin mengganggu pasokan daging ternak di tengah permintaan sapi untuk Qurban, 3. Peningkatan permintaan seiring dengan musim liburan sekolah bagi wisatawan domestik dan liburan musim panas bagi wisatawan mancanegara serta 4. Risiko turunnya produksi hortikultura saat hujan tinggi di Provinsi Bali akibat dampak angin monsun dari Australia.
Trisno menambahkan tim Pengendalian Inflasi Daerah pada tingkat Provinsi dan Kabupaten / Kota terus melakukan koordinasi dan komunikasi dalam forum High Level Meeting untuk melakukan pemantauan harga dan stok barang, melaksanakan kegiatan operasi pasar, serta meningkatkan Kerja sama Antar Daerah ( KAD ) untuk menjamin ketersediaan barang di Provinsi Bali.
Untuk pengawasan risiko PMK , dilakukan pengawasan hewan ternak 24 jam di setiap pintu masuk baik bandara maupun pelabuhan , serta rencana vaksinasi untuk hewan ternak.(yan/ub)