UPDATEBALI.com, BANGLI – Mahalnya harga telur ayam yang perkeratnya naik capai Rp.10 ribu, membuat pelaku usaha kue bolu di Banjar Tiga Kawan, Desa Penglimbaran, Susut, Bangli kelimpungan. Hal ini memaksa pelaku usaha memperkecil ukuran kuenya.
Dengan terus melonjaknya harga telur di pasaran, membuat pelaku usaha kue bolu kelimpungan. Seperti yang dikatakan salah satu pelaku usaha kue bolu di Banjar Tiga Kawan, Susut, Bangli, Ni Luh Putri Cahyanai mengatakan dirinya biasanya menggunakan telur ukuran sedang, dimana dulu perkerat harganya Rp 30 ribu, kini sudah mencapai Rp 40 ribu per tray. Sehari biasanya memproduksi kue sebanyak 25 kilogram dan menghabiskan telur sebanyak 10 tray.
Ni Luh Putri Cahyanai menambahkan saat ini harga tepung juga mengalami kenaikan per 25 kilogram harganya Rp.275 ribu sekarang menjadi Rp.285 ribu. Hal ini membuat dirinya kelimpungan namun demi memuaskan pelanggan hanya ukuran kuenya diperkecil tapi kualitasnya tetap sama.
“Untuk omset pun mengalami penurunan mencapai 20 persen. Per 25 kilo adonan bisa menjadi ratusan kue berbagai ukuran. Untuk harganya pun tetap sama dari Rp.3 ribu rupiah sampai Rp.50 ribu rupiah,� ungkapnya, Selasa (30/8/2022).
Ni Luh Putri Cahyanai biasanya menjual kuenya ke berbagai pasar seperti, Kayuambua, Pengootan dan Kintamani. Dirinya berharap Pemerintah turun tangan agar harga telur bisa kembali normal, sehingga para perajin kue bisa melaksanakan usaha dengan lancar. (put/ub)