Senin, Maret 10, 2025
BerandaGaya hidupGaya Hidup Lestari Tidak Cukup Kumpul, Angkut, Buang Sampah

Gaya Hidup Lestari Tidak Cukup Kumpul, Angkut, Buang Sampah

UPDATEBALI.com, JAKARTA – Gaya hidup lestari atau berkelanjutan harus diiringi dengan pengelolaan sampah yang baik.

“Perilaku pola lama pengelolaan sampah yaitu kumpul, angkut, dan buang terbukti tidak menyelesaikan sampah secara komprehensif,” kata Hanggara Sukandar selaku Sustainability Director dari Responsible Care Indonesia dalam siaran pers pada Jumat.

Dalam menyikapi permasalahan sampah yang kompleks, kolaborasi dari berbagai pihak termasuk produsen, pelaku daur ulang, hingga pemerintah menjadi sangat penting.

Alih-alih hanya dikumpulkan dan dibuang, kini pengelolaan sampah didorong dilakukan dengan prinsip 3R yakni reduce, reuse, recycle.

Hanggara mengatakan upaya untuk mengajak masyarakat, produsen, konsumen, asosiasi, dan pemerintah untuk mengkampanyekan kegiatan daur ulang, khususnya sampah plastik perlu terus dilakukan, salah satunya melalui Yok Yok Ayok Daur Ulang sebagai program advokasi dan edukasi daur ulang sampah plastik yang diinisiasi oleh PT Trinseo Materials Indonesia.

Baca Juga:  Khasiat Kayu Manis, Mengontrol Gula Darah Hingga Kesehatan Usus Besar

“Sosialisasi dan edukasi perlu terus dijalankan untuk memudahkan setiap pihak dalam menjalankan fungsinya sesuai porsi masing-masing.”

Proses pengelolaan sampah dari hulu ke hilir selalu dihadapkan dengan tantangan-tantangan yang timbul dalam pelaksanaannya, kata dia.

“Dimulai dari kendala teknis saat pengumpulan sampah itu sendiri, hingga ketidaktahuan pelaku kelola sampah terhadap off taker atau pihak pengambil sampah yang sudah dikelola untuk didaur ulang,” kata Hanggara.

Baca Juga:  Presiden RI Joko Widodo Sampaikan Selamat Hari Raya Nyepi 2023

Namun demikian, teknologi yang terus berkembang sudah memungkinkan proses daur ulang terhadap jenis-jenis plastik yang hingga saat ini dianggap sulit untuk diproses, seperti salah satunya plastik jenis PS atau polistirena.

Melalui proses yang disebut depolymerization (depolimerisasi), setiap produk dengan bahan utama polistirena akan mampu didaur ulang menjadi bahan bakunya kembali.

Baca Juga:  Rekomendasi Wisata Libur Sekolah versi Sandiaga Uno

“Teknologinya sudah tersedia meskipun saat ini masih di Amerika Serikat dan dalam proses pembangunan di Belgia. Kami berharap dalam waktu dekat dapat hadir di Asia, terutama Indonesia. Sekarang hanya bagaimana kita semua bersinergi menyambut teknologi tersebut ketika hadir nantinya,” kata Hanggara. (ub/antara)

BERITA TERKAIT
- Advertisment -

Most Popular

Recent Comments