Senin, Maret 10, 2025
BerandaBaliForum Pemerhati Pembangunan Bali akan Beri Masukan untuk Calon Pemimpin Bali

Forum Pemerhati Pembangunan Bali akan Beri Masukan untuk Calon Pemimpin Bali

UPDATEBALI.com, DENPASAR – Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Made Mangku Pastika menyampaikan gagasan untuk membentuk Forum Pemerhati Pembangunan Bali yang akan memberikan masukan kepada para calon kepala daerah yang akan berlaga dalam Pilkada Serentak 2024.

” Forum Pemerhati Pembangunan Bali atau lebih kerennya bisa disebut Bali Development Watch ini akan membantu calon kepala daerah dan juga nantinya setelah menjabat untuk memberikan masukan apa yang diperlukan pemerintah dan menjadi keinginan masyarakat,” ucap Pastika, dalam diskusi Merawat dan Meruwat Bali untuk Bali lebih Baik di Agro Learning Center Jalan Cekomaria Denpasar, Sabtu, 3 Agustus 2024.

Diskusi yang berlangsung selama 2,5 jam ini dihadiri kalangan akademisi, politisi dan praktisi ini dipandu oleh staf ahli DPD yang juga akademisi FISIPOL Universitas Warmadewa Nyoman Wiratmaja.

Pastika menegaskan, tentunya masukan yang diberikan harus berdasarkan data, fakta dan aturan (norma, standar, prosedur dan kriteria).

Menurut dia, Forum Pemerhati Pembangunan Bali ini yang juga disepakati untuk terbentuk oleh para peserta diskusi, nantinya juga akan memberikan pendidikan maupun penjelasan kepada masyarakat terkait hak dan kewajibannya, maupun potensi masalah dalam pembangunan.

Anggota DPD RI Made Mangku Pastika bersama para peserta diskusi Merawat dan Meruwat Bali untuk Bali Lebih Baik di ALC, Denpasar, Sabtu, 3 Agustus 2024
Anggota DPD RI Made Mangku Pastika bersama para peserta diskusi Merawat dan Meruwat Bali untuk Bali Lebih Baik di ALC, Denpasar, Sabtu, 3 Agustus 2024. sumber foto : as/ub

Forum ini nanti akan diisi oleh unsur akademisi/guru besar, tokoh LSM, mantan birokrat, tokoh-tokoh masyarakat dan sebagainya.

Baca Juga:  Mangku Pastika Salut dengan Dedikasi Komunitas Usada Usug

Terkait figur-figur calon pemimpin Bali untuk periode 2024-2029, ada beberapa sosok yang menonjol yang mengemuka diantaranya Letjen TNI Nyoman Cantiyasa, I Nyoman Giri Prasta, Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra, Wayan Koster dan Bintang Puspayoga.

“Siapapun yang nantinya dicalonkan, rakyat saya harapkan harus memilihnya. Kita perlu pemimpin yang bisa membawa Bali lebih baik,” kata Gubernur Bali periode 2008-2018 itu.

Yang penting, lanjut dia, pemimpin nanti mau menepati janjinya untuk membangun Bali lebih baik sebagaimana yang menjadi harapan masyarakat.

Dalam diskusi tersebut juga mencuat terkait sejumlah tantangan pembangunan Bali yang harus ditangani pemimpin terpilih.

Seperti yang disampaikan pemerhati lingkungan Ayu Widyasari bahwa masalah sampah dan penyelamatan air perlu diprioritaskan. Pilih pemimpin yang bisa urus sampah ini sampai tuntas.

“Sampah harus dipilah dari hulu, yang juga harus didukung sarana transportasinya. Jangan sampai ketika sampah sudah dipilah, tetapi ketika diangkut menjadi tercampur lagi. Selain itu harus ada reward bagi pengelola TPS3R agar lebih efektif untuk mengelola sampah,” katanya.

Ayu juga menyampaikan ancaman ketersediaan air bagi Bali yang mulai mengkhawatirkan karena air bawah tanah itu banyak disedot sehingga bisa membahayakan dan menyebabkan intrusi air laut.

Baca Juga:  Pelaku Usaha Sektor Pariwisata Diharapkan Dapat Menjadi Pelopor Gerakan Anti Korupsi di Bali

Sedangkan politisi I Gusti Putu Artha menyampaikan masukan bahwa akan lebih membawa keberuntungan bagi Bali kalau calon yang diajukan PDI Perjuangan dan Koalisi Indonesia Maju (KIM) Bali Bersatu.

“Sekarang ini peluangnya head to head atau calon tunggal. Intinya pemimpin yang lahir nanti bisa membawa keberuntungan bagi Bali,” ujar mantan anggota KPU RI itu.

Putu Artha berharap kekuatan yang dimiliki masyarakat saat ini harus disalurkan untuk hal yang positif untuk membangun Bali.

“Kita berdosa kalau membiarkan hegemoni dari pemimpin terus berlangsung sampai lima tahun. Jadi harus ada semacama kekuatan dari masyarakat untuk menjadi partner DPRD,” ujarnya.

Sedangkan mantan anggota DPRD Bali Made Arjaya menegaskan kalau ingin perubahan maka harus ada keberanian. Jadi soal pemimpin menurutnya sangat ditentukan oleh partai dan ongkos.

“Siapa yang paling punya uang, maka itu yang menentukan,” katanya.

Terkait beberapa nama yang muncul untuk memimpin Bali, politisi asal Sanur ini mengatakan berbagai kemungkinan bisa terjadi.

“Bisa saja lahir tokoh baru kalau memang sudah perintah induk partai,” ucapnya.

Baca Juga:  Pastika Ingatkan Bappeda Bali Susun Perencanaan Sesuai NSPK

Arjaya menginginkan para kepala daerah memiliki keberanian untuk mempertahankan sawah abadi, hutan abadi, maupun “bengang” abadi sehingga lingkungan Bali tidak semakin rusak. Penegakan aturan harus dilakukan sehingga pelanggaran terkait alih fungsi lahan tidak terus meluas.

Akademisi Dr Sutarya mengingatkan makin pudarnya pemberdayaan masyarakat. Masyarakat mulai apatis dengan apa yang terjadi di lingkungannya.

Ia mencontohkan pohon roboh yang menutupi jalan harus menunggu petugas datang. Kondisi ini berbeda dengan dulu, warga ramai-ramai gotong rotong bila ada masalah.

Menurut dia, penyebabnya karena masyarakat sudah dimanjakan dengan bantuan (bansos). Ia berharap pemimpin yang terpilih dapat memberdayakan masyarakat.

Peserta diskusi lainnya mengingatkan jangan sampai Bali melahirkan pemimpin berwatak Korawa, penjudi dan premanisme. Pemimpin tak harus lahir dari parpol, seperti contohnya Made Mangku Pastika dengan latar belakang polisi, telah sukses memimpin Bali.

Sejumlah peserta juga berharap pemimpin Bali yang berpihak pada pertanian karena kebutuhan buah-buahan maupun bahan pokok sangat banyak yang didatangkan dari Jawa.

Selain itu, masyarakat diharapkan jangan menentukan pilihan secara pragmatis hanya berdasarkan uang karena pilihan kita sangat menentukan pembangunan Bali ke depan. (as/ub)

BERITA TERKAIT
- Advertisment -

Most Popular

Recent Comments