UPDATEBALI.com, DENPASAR – Penjabat Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Bali, Ny. Ida Mahendra Jaya, memimpin rapat persiapan Fashion Show Dekranasda Bali 2025 di Sekretariat Dekranasda, Gedung Nari Graha, Denpasar, pada Selasa 17 Desember 2024.
Acara ini bertujuan memastikan kesiapan para desainer yang akan menampilkan karya mereka dalam gelaran mode bergengsi yang dijadwalkan berlangsung di The Meru Sanur pada 24 Januari 2025.
Dalam rapat tersebut, Ny. Ida Mahendra Jaya bersama desainer profesional Bali, Tjok Abi, menilai dan mengevaluasi desain dari 12 desainer terpilih yang telah melalui proses kurasi ketat. Para desainer yang akan tampil adalah Haluan Bali, Krins Studio, Agung Bali Collection, Jendela by Jro Puspa, KA.CARITA, Luh Jaum, ISHANA, Makara by Krisna Gani, Gede Yudi Design, Mimba Bali, Dika Saskara, dan Kwace Bali.
“Karya-karya ini adalah representasi terbaik dari kreativitas desainer Bali. Tidak harus mahal, yang penting indah dan berkualitas,” ujar Ida Mahendra Jaya.
Ia juga menegaskan pentingnya penggunaan kain tenun tradisional Bali seperti endek, songket, rang-rang, cepuk, Bebali, atau kain lokal lainnya, dengan proporsi minimal 70% dari keseluruhan bahan.
Dalam kesempatan ini, Ida Mahendra Jaya memberikan tantangan inovatif kepada para desainer untuk membuat gaun malam yang dirancang khusus untuk model lansia dan pra-lansia dengan berbagai postur tubuh.
“Saya ingin melihat gaun malam yang anggun dan glamor, tetapi dikenakan oleh lansia. Kita perlu memberikan ruang bagi semua kelompok usia di panggung mode,” katanya.
Tjok Abi, yang turut hadir memberikan pendampingan, mendorong para desainer untuk memanfaatkan kesempatan emas ini sebaik mungkin.
“Tampil di The Meru Sanur adalah impian banyak desainer. Ini adalah panggung untuk menunjukkan kepada dunia siapa kita dan seperti apa karya kita,” ujarnya penuh semangat.
Kabid Perindustrian Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali, I Wayan Budhiyasa, menjelaskan bahwa Fashion Show Dekranasda 2025 mengusung tema ‘Wastra Citta Jagaditha’, yang berarti kain sebagai cerminan kebahagiaan semesta. Tema ini bertujuan memperkuat identitas budaya Bali sekaligus meningkatkan kapasitas pelaku industri kreatif fesyen lokal.
Gelaran ini diharapkan tidak hanya menjadi ajang promosi kain tenun tradisional Bali, tetapi juga wadah bagi para desainer untuk memperkenalkan kreativitas mereka ke kancah yang lebih luas.
“Kami ingin mengangkat Bali sebagai pusat fesyen berbasis budaya, yang tidak hanya indah secara estetika tetapi juga kaya makna,” tutup Budhiyasa.
Fashion Show Dekranasda Bali 2025 menjadi momentum penting untuk menegaskan posisi Bali di panggung mode dunia, dengan menampilkan harmoni antara tradisi dan inovasi modern.(yud/ub)