Jumat, April 25, 2025
BerandaBaliEkonomi Bali Meningkat, BI Bali Genjot Penggunaan QRIS di Pasar Tradisional

Ekonomi Bali Meningkat, BI Bali Genjot Penggunaan QRIS di Pasar Tradisional

UPADATEBALI.com, DENPASAR – Dalam upaya mengedukasi dan meningkatkan pemahaman masyarakat, khususnya para pedagang pasar tradisonal di era digital, Pasar Agung Peninjoan menggelar diskusi publik dengan topil Akselerasi Pasar Digital: Pakai Qris untuk Berbelanja di Pasar Rakyat.

Sosialisasi Quick Response Code Indonesian Standard (Qris) yang digelar di pelataran Pasar Agung Peninjoan, Senin 30 Oktober 2023 melibatkan ratusan pedagang dengan narasumber Kepala Perwakilan Bank Indonesia Privinsi Bali R. Erwin Soeriadiadmaja dan Anggota Komisi XI DPR RI Gusti Ngurah Rai Wirajaya.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali R. Erwin Soeriadiadmaja dan Anggota Komisi XI DPR RI Gusti Ngurah Rai Wirajaya menjadi narasumber Akselerasi Pasar Digital: Pakai Qris untuk Berbelanja di Pasar Rakyat di Pasar Agung Peninjoan Peguyangan Kangin Denpasar, Senin (30/11/2023). Sumber Foto: Yan/ub

Kepala Pasar Agung Peninjoan I Nyoman Suwarta, SE melaporkan Pasar Agung yang mulai operasi sejak 1997 saat ini menampung 309 pedagang di atas areal 84 are. Disebutkan Pasar Agung sejak tahun 2017 sebagai Pasar SNI Pertama di Bali. Prestasi lainnya, Pasar Agung meraih prestasi nasional sebagai Pengelola Pasar terbaik.

“Kami disini sudah menerapkan Qris sejak tahun 2020,” sebut Nyoman Suwarta yang juga Ketua Forum Pengelola Pasar Tradional di Denpaasar.

Baca Juga:  Huawei Rilis Solusi Terobosan untuk Infrastruktur Data Era AI di MWC Barcelona 2024

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Erwin Soeriadiadmaja dalam paparannya menjelaskan pertumbuhan ekonomi di Bali saat ini telah mencapai 5,60 persen. Pertumbuhan ekonomi pasca Covid-19 yang melegakan itu tak terlepas dari daya dorong pariwisata yang semakin baik sehingga memicu penggunaan makanan dan minuman. Hal ini berpengaruh besar juga terhadap peran pedagang pasar rakyat di Bali.

Hal ini terjadi akibat pelaku ekonomi Bali, khususnya disektor UMKM diantaranya pedagang pasar yang mempunyai daya tahan yang kuat, mampu berinovasi serta menerapkan digitalisasi yang disiapkan Bank Indonesia saat Covid-19 melalui program Qris.

Transaksi menggunakan Qris, kata Erwin sangat efisien, bersih dan mampu mencatat atau merekan data trasaksi penggunnya.

“Penggunaan Qris, sangat cepat, mudah, murah, Aman dan Handal,” seburt Erwin.

Erwin juga menyebutkan sejak teknologi pembayaran digital Qris di-launching di Bali tahun 2019, capaian penggunanya meningkat tajam drastis. Saat ini Bali – NTB penggunanya telah mencapai 34,1 juta merchant. Sementara di Bali sudah mencapai 28,4 juta pengguna. Sementara untuk di pasar rakyat untuk Bali-NTB baru 551 ribu. Sedangkan di Bali baru baru mencapai 295 ribu.

Baca Juga:  Pertumbuhan Ekonomi Bali Tetap Kuat di Atas 5% pada Triwulan II - 2024

Namun demikian penggunaan Qris di Bali masih perlu ditingkatkan. Hal ini diakibatkan belum meratanya infrastruktur yang diperlukan dan masyarakat belum siap masuk dalam dunia digitalisasi.

“Kami akan terus melakukan sosialisasi dan akselerasi serta melakukan sinergi dengan pemerintah terutama penyediaan insrastruktur yang memadai.”

“Hal ini penting, karena akan memberi daya dukung pemerataan ekonomi secara nasional,” tegas Erwin Erwin Soeriadiadmaja.

Pihak BI, kata Erwin Soeriadiadmaja akan terus menggenjot penggunaan Qris di Bali, terutama di pasar tradisional. Pasalnya, di Bali baru 20 pasar tradisional yang menggunakan Qris. Itu pun didominasi pasar-pasar yang ada di kota terutama Kota Denpasar, Badung dan Gianyar.

Baca Juga:  HUT ke-89 RSU Negara, Manjakan Penunggu Pasien dengan Pojok Wifi dan Launching Bank Sampah

Anggota Komisi XI DPR RI Gusti Ngurah Rai Wirajaya dihadapan para pedagang berjanji akan meneruskan keluhan-keluhanan dan menyerap aspirasi yang dihadapi masyarakat menyangkut regulasi dan kebijakan hukum dengan pemerintah. Dia pun berharap kepada masyarakat terutama para pedagang semakin banyak penggunakan sistem pembayaran digital Qris yang difasilitasi Bank Central dalam hal ini Bank Indonesia.

Menurut Rai Wirajaya, penggunaan Qris memudahkan berbelanja. Namun demikian pihaknya juga minta masyarakat berhati-hati jangan sampai kena hacker atau penipuan-penipuan dalam bertransaksi keuangan.

“Kami belum menemukan kendala yang berarti untuk pengunaan Qris di Bali,” sebutnya.

Oleh sebab itu, pihaknya terus mendorong peningkatan daya saing pasar rakyat dan bisa nantinya menjadi destinasi pariwisata.

“Mari kita promosikan pasar tradisional dalam mendukung program city tour Pemerintah Kota Denpasar,” harap Rai Wirajaya. (yan/ub)

BERITA TERKAIT

Most Popular

Recent Comments