UPDATEBALI.com, BULELENG – Usai digigit anjing temannya, seorang anak berusia 7 tahun asal Kecamatan Sukasada, Buleleng dinyatakan meninggal dunia saat dalam perjalanan menuju Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Buleleng, pada Rabu (15/6/2022).
dr Putu Arya Nugraha selaku direktur RSUD Buleleng, mengkonfirmasi bahwa benar adanya peristiwa atau kejadian yang menimpa pasien. dr Arya mengatakan, pasien sudah dinyatakan meninggal sebelum tiba di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Buleleng.
Sebelum dibawa ke RSUD, keluarga korban sempat membawanya ke Puskesmas terlebih dahulu. Dimana pasien saat itu mengeluh demam, meludah terus menerus, halusinasi, sulit menelan, takut angin, dan mulut berbusa sejak dua hari sebelumnya.
“Berdasarkam laporan tim IGD DOA (Death on Arirval) pasien datang sudah dalam keadaan meninggal dunia, jadi tim tidak sempat memberi penanganan medis apa-apa. Pasien juga sudah bergejala baru dibawa ke puskesmas, kemudian baru dirujuk kesini,� jelasnya saat ditemui di RSUD Buleleng.
Selanjutnya untuk mengetahui penyebab pasien mengalami keluhan itu, dr Arya kemudian menanyakan kepada keluarga pasien tentang riwayat sebelum mengalami keluhan itu. Sesuai dugaan, berdasarkan informasi yang dari keluarga, ternyata pasien memiliki riwayat digigit anjing sekitar dua bulan yang lalu.
Saat itu pasien digigit oleh anjing milik temannya pada bagian telunjuk tangan kanannya. Usai diketahui menggigit pasien anjing itu akhirnya dibuang oleh temannya sedangkan pasien tidak dibawa ke Puskesmas atau Rumah Sakit untuk mendapatkan penanganan medis.
“Riwayat dua bulan lalu gigitan anjing pada jari kemudian tidak melapor ke Puskesmas, hanya dicuci sendiri oleh ibunya pakai air sabun artinya si almarhum anak ini tidak mendapat vaksin anti rabies (VAR),� ungkap dr Arya.
Dengan tambahan kasus baru ini, Dirut Arya menekankan kepada masyarakat jika mengalami gigitan anjing agar segera melaporkannya ke Puskesmas terdekat supaya mendapatkan pengobatan dan tindakan pencegahan. Karena bila sudah ada gejala rabies, angka kematiannya akan lebih tinggi.
Selain itu, dr Arya menyebutkan masalah utama tidak hanya di hilir, tetapi juga di hulu. Dimana masih banyak anjing berkeliaran dapat menyebabkan banyak gigitan. Jika dibiarkan tanpa penanganan medis maka resiko kematiannya bisa mencapai angka 100 persen.
“Menurut jika kajian dari tim rabies itu adalah anjing terduga rabies maka diberikan var dengan dosis yang sesuai, tu bisa mencegah lebih dari 95 persen untuk seseorang tidak kena rabies Sehingga sekarang kita harus tahu dimana kita harus optimal, ya tidak boleh ada anjing liar,� papar dr Arya. (diana/ub)