UPDATEBALI.com, MAGELANG – Sebanyak 20 peserta penyandang disabilitas lintas generasi mengikuti kegiatan pembinaan dan pengembangan kemandirian ekonomi dalam gelaran Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Komunitas Difabel Satu Hati yang berlangsung di Padukuhan Selobendo, Magelang, Jawa Tengah pada 1 Desember 2024.
Kegiatan ini bertepatan dengan peringatan Hari Difabel Dunia yang jatuh pada 3 Desember.
Para peserta yang terdiri dari penyandang disabilitas tunarungu dan tunawicara antusias mengikuti serangkaian kegiatan edukatif yang bertujuan untuk meningkatkan bisnis usaha Integrated Farming.
Acara ini diinisiasi oleh PT Astra Honda Motor (AHM) bekerja sama dengan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (UIN SUKA) Yogyakarta, sebagai bagian dari upaya pemberdayaan difabel dalam mengembangkan usaha mereka.
Dalam kegiatan ini, AHM memberikan dukungan usaha berupa hewan ternak domba berjenis Texel atau Morino yang memiliki potensi menghasilkan daging dan benang wol berkualitas. Pada tahap awal, peserta diberikan pelatihan teknis budidaya domba, termasuk pemilihan bibit yang sehat, perawatan harian, pembiakan, serta cara pembuatan kandang yang aman dan mudah diakses oleh penyandang disabilitas.
Selain itu, untuk menjaga kelangsungan bisnis, para peserta juga dibekali dengan workshop mengenai manajemen keuangan, manajemen usaha, pemasaran, dan pengelolaan limbah peternakan untuk mendukung pertumbuhan tanaman produktif. Pendampingan ini bertujuan agar peserta dapat mengembangkan usaha yang mandiri dan berkelanjutan.
General Manager Corporate Communication AHM, Ahmad Muhibbuddin, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen AHM untuk terus berkolaborasi dengan berbagai mitra guna memberdayakan penyandang disabilitas.
“Kami ingin mengajak dan mendorong teman-teman disabilitas agar mereka memiliki kesempatan yang sama untuk berkarya. Kami mendampingi mereka melalui pelatihan dan pembinaan agar dapat terus berinovasi dan berkontribusi bagi kemajuan bangsa,” ujar Muhibbuddin.
Pendampingan ini didukung oleh Pusat Layanan Difabel (PLD) di bawah naungan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UIN SUKA yang melibatkan penyuluh dan dokter hewan dari Puskeswan Banyudono. Selain itu, kegiatan ini juga mendapat inspirasi dari peternak dan kelompok tani Dusun Selobendo yang telah berhasil mengembangkan bisnis serupa.
Dengan pendekatan inklusi yang mengutamakan pemberdayaan ekonomi, diharapkan kegiatan ini dapat membantu komunitas difabel menjadi lebih mandiri, sekaligus menginspirasi difabel lainnya untuk terus berkembang dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan ekonomi dan sosial.(ub)