UPDATEBALI.com, BADUNG – Fly Bali resmi mendapatkan Air Operator Certificate (AOC) dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara. Dengan perolehan sertifikat ini, Fly Bali kini berstatus sebagai operator helikopter mandiri yang dapat beroperasi untuk berbagai kebutuhan industri, baik pariwisata maupun non-pariwisata.
Founder Fly Bali, Harriko Fesfusi, mengungkapkan bahwa sebelumnya operasional Fly Bali masih berada di bawah naungan AOC lain. Namun, dengan sertifikat yang diterbitkan pada 28 Februari 2025 dan diterima pada 5 Maret 2025 ini, Fly Bali telah diakui sebagai operator helikopter yang memenuhi standar keselamatan penerbangan di Indonesia.
Fleksibilitas Operasional dengan AOC
Dengan kepemilikan AOC, Fly Bali dapat menjalankan berbagai misi khusus, termasuk pengangkutan logistik hingga pemadaman kebakaran melalui metode water bombing.
“Pada tahun 2024 lalu, kebakaran TPS di Denpasar memerlukan helikopter dari Jakarta karena operator di Bali tidak memiliki kapabilitas untuk pemadaman. Sekarang, dengan Fly Bali yang sudah memiliki AOC sendiri, kami bisa langsung melaksanakan water bombing dengan standar operasional yang telah kami penuhi,” jelas Harriko.
Selain itu, Fly Bali kini memiliki peluang lebih besar dalam pengembangan layanan baru seperti skydiving.
“Saat ini, regulasi untuk skydiving di Indonesia belum ada. Dengan adanya AOC, kami dapat mengusulkan standar operasional prosedur (SOP) agar layanan ini dapat berjalan secara resmi dan aman,” tambahnya.
Meningkatkan Kualitas dan Potensi Ekspansi
Perolehan AOC juga berarti bahwa Fly Bali telah memenuhi persyaratan ketat terkait struktur organisasi, operasional, pemeliharaan, serta keselamatan penerbangan. Hal ini memberikan dampak positif bagi peningkatan kualitas layanan.
Fly Bali kini menjadi salah satu dari 81 perusahaan di Indonesia yang memegang AOC, menegaskan posisinya dalam industri aviasi yang memiliki regulasi ketat. Dengan pengalaman operasional sejak 2019, Fly Bali kini memiliki tiga base utama di Ungasan, Denpasar, dan Ubud, memungkinkan jangkauan layanan yang lebih luas di dalam dan luar Bali.
“Ke depan, jika didukung oleh seluruh stakeholders, bukan tidak mungkin dalam tiga hingga lima tahun mendatang Fly Bali bisa berkembang menjadi maskapai penerbangan (airlines),” tutup Harriko Fesfusi.(*/ub)
