UPDATEBALI.com, JEMBRANA – Siswa dan siswi SMKN 2 Negara telah menghadirkan kreatifitas inovasi dalam bentuk telur asin asap yang tidak hanya bergizi tinggi, tetapi juga tahan lama hingga 10 bulan. Dukungan dari guru dan orang tua telah membantu mereka menciptakan produk yang mengubah cara pandang terhadap telur asin dan menjadi finalis nasional FIKSI (Festival Inovasi dan Kewirausahaan Siswa Indonesia).
Dalam acara Ekspo hasil kegiatan dan perayaan HUT ke-29 tahun sekolah, I Putu Agus Sastra Wiguna (16) dan Ni Made Dwi Patmayanti (16) menjelaskan tentang proses pengolahan telur asin asap dengan sistem fermentasi yang menghasilkan produk berkualitas tinggi.
Prosesnya, kata mereka, mulai dari mencuci, mengamplas, dan mengadon telur dengan abu dapur, tepung batu bata, air, dan garam. Adonan tersebut dilumuri selama maksimal 14 hari sebelum menjalani proses pengasapan menggunakan sabut kelapa, sehingga telur tidak meledak. “Hasilnya adalah telur asin asap yang gurih dan sedikit asin,” ujar Sastra Wiguna.
Selain mengungkapkan rahasia pengolahan telur asin asap, mereka juga menyoroti kandungan gizi yang melimpah dalam produk ini, termasuk vitamin A, vitamin C, kalsium, dan fosfor. Produk ini menjadi pilihan yang sempurna sebagai oleh-oleh hasil buah tangan dengan harga yang terjangkau, mulai dari Rp.20 ribu untuk kemasan 4 biji hingga Rp.25 ribu untuk kemasan 5 biji.

Kepala Sekolah SMKN 2 Negara, Ketut Suartika, dengan bangga mengumumkan bahwa siswa-siswinya telah mencapai prestasi tinggi di tingkat nasional, menjadi finalis nasional FIKSI (Festival Inovasi dan Kewirausahaan Siswa Indonesia) serta juara nasional dalam bidang Agribisnis, Agroteknologi, dan Kemaritiman.
“Mereka berhasil menghadirkan inovasi madu dalam botol yang dijual seharga Rp.150 ribu mengesankan banyak pihak dan memperkaya khasanah pendidikan di Kabupaten Jembrana,” jelasnya.
Suartika menekankan bahwa keberhasilan ini adalah bukti nyata bahwa sekolah kejuruan memiliki potensi besar untuk melahirkan pekerjaan dan karir pendidikan yang menarik di berbagai bidang, seperti pertanian, perikanan, perbengkelan, dan bidang-bidang yang saat ini diajarkan di sekolah kejuruan. Dia juga mendorong pengembangan inovasi ini di masyarakat, dengan rajutan bambu sebagai bahan pembungkus yang ramah lingkungan, menjaga kualitas telur tetap prima.
Inovasi siswa-siswi SMKN 2 Negara adalah salah satu contoh keberhasilan Kurikulum Merdeka Belajar, yang memberikan ruang bagi peserta didik untuk menjadi kreatif dan menghasilkan inovasi yang cerdas.
“Semoga prestasi mereka akan menginspirasi orang lain untuk berinovasi dalam dunia pendidikan dan lingkungan sekitar mereka,” pungkasnya.(dik/ub)