UPDATEBALI.com, TABANAN – Momen bersejarah bagi Desa Adat Kembang Merta, Desa Candikuning, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan terjadi saat acara Karya Pelebon Ngewangun lan Ngasti Kolektif digelar di Bale Peyadnyan Desa Adat Kembang Merta pada Sabtu 9 September 2023. Acara ini dihadiri langsung oleh Bupati Tabanan, Dr. I Komang Gede Sanjaya, S.E., M.M., beserta tokoh-tokoh penting lainnya, dan menjadi upacara sakral yang sangat berarti bagi masyarakat setempat.
Tradisi Karya Pelebon Ngewangun lan Ngasti Kolektif ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya dan adat setempat, dan diadakan setiap lima tahun sekali. Karya Agung ini merupakan bentuk penghormatan dan pengabdian kepada leluhur, serta simbol kebersamaan dan gotong-royong yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Desa Adat Kembang Merta, Candikuning.
Pada sore itu, hadir pula Sekda Tabanan, Anggota DPRD, Asisten III, Para Kepala OPD di lingkungan Pemkab, Para Kepala Bagian di lingkungan Setda Tabanan, dan perwakilan instansi vertikal, Camat, perbekel, serta bendesa adat setempat. Prosesi karya dipimpin oleh Ida Pedanda Ratu Made Ketewel Griya Kembang Merta.
Bupati Sanjaya memberikan apresiasi yang tulus kepada masyarakat yang telah menjaga dan melaksanakan tradisi ini dengan penuh rasa hormat dan kesatuan.
“Karya ini menjadi bukti nyata dari kebersamaan dan cinta kepada leluhur, dan telah menjadi bagian penting dari visi Tabanan dalam memelihara adat, agama, dan budaya. Tradisi ini juga menjadi salah satu cara melestarikan nilai-nilai luhur yang diwariskan oleh para leluhur Bali,”ungkapnya.
Dalam pelebon ini, sebanyak 35 sawa akan diaben dan 16 diri ikut ngelangkir. Selain itu, 104 diri juga berpartisipasi dalam prosesi metatah, dengan 9 orang nglungah dan 1 orang ngasti. Masing-masing sawa memberikan kontribusi sebesar 10 juta rupiah untuk ngaben. Acara ini dimulai sejak 30 Agustus dan akan mencapai puncaknya pada 10 September 2023 mendatang.
Kegiatan ini, menurut Bupati Sanjaya, merupakan salah satu bentuk karya satwika yadnya utamaning utama karena didasarkan pada tri upa saksi. Kehadiran Pemerintah dalam acara ini memperkuat Tri Upa Saksi, yang melibatkan partisipasi masyarakat dengan sikap tulus dan ikhlas, dipandu oleh sang sulinggih, dan diawasi oleh murdaning jagat. Hal ini menjadikan upacara ini sangat dihormati dalam konteks adat dan agama Bali.
Bupati Sanjaya juga menekankan pentingnya Tri Upa Saksi dalam acara ini, dan mengapresiasi perencanaan yang telah dilakukan oleh Desa Adat selama sebulan terakhir. (den/ub)