UPDATEBALI.com, JEMBRANA – Bupati Jembrana, I Made Kembang Hartawan, menyampaikan pidato perdananya dalam Rapat Paripurna IV DPRD Jembrana masa persidangan II Tahun Sidang 2024/2025 pada Sabtu 1 Maret 2025.
Didampingi Wakil Bupati I Gede Patriana Krisna, ia menegaskan komitmennya untuk memimpin seluruh masyarakat Jembrana tanpa membeda-bedakan golongan.
Dalam pidatonya, Bupati Kembang mengutip pesan Bung Karno dalam sidang BPUPKI pada 1 Juni 1945, menekankan pentingnya persatuan pasca-Pilkada.
“Kami hadir sebagai pemimpin untuk semua masyarakat Jembrana, bukan kelompok ataupun golongan. Ini penting saya sampaikan di awal kepemimpinan kami untuk merajut dan menjahit kembali kebersamaan serta semangat gotong royong masyarakat Jembrana,” ujarnya.
Bupati Kembang menegaskan bahwa kemenangan Pilkada bukanlah tujuan akhir.
“Kemenangan sejati adalah bagaimana kita bisa mewujudkan kesejahteraan rakyat,” tambahnya.
Bupati Kembang menjabarkan visi pembangunan Jembrana lima tahun ke depan yang dirumuskan bersama Wakil Bupati Ipat dan tim perumus.
Nangun Sat Kerthi Loka Bali melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana dalam Bali Era Baru di Kabupaten Jembrana menuju Jembrana Maju, Harmoni, dan Bermartabat dengan Membangun Manusia, Alam, dan Budaya.
Visi ini bertujuan menjaga keharmonisan alam Bali serta mewujudkan kesejahteraan masyarakat Jembrana sesuai prinsip Trisakti Bung Karno: Berdaulat secara Politik, Berdikari secara Ekonomi, dan Berkepribadian dalam Kebudayaan.
Empat Misi Utama:
- Mewujudkan masyarakat Jembrana yang berdaya saing dan mandiri.
- Menjaga alam dan lingkungan untuk menciptakan ekosistem hijau.
- Melestarikan agama, budaya, adat, dan tradisi Jembrana.
- Meningkatkan pelayanan publik yang responsif, adaptif, dan inovatif.
Bupati Kembang menambahkan bahwa misi ini akan diterjemahkan ke dalam delapan bidang strategis yang mencakup 24 program unggulan.
Bupati Kembang mengakui bahwa kepemimpinannya akan menghadapi tantangan berat, terutama terkait penurunan pendapatan daerah. Berkurangnya Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) serta potensi penurunan bagi hasil pajak kendaraan bermotor dari provinsi diperkirakan berdampak pada pendapatan Jembrana hingga Rp 25 miliar lebih. Selain itu, beban hutang RSUD Negara yang mencapai Rp 29 miliar dan biaya operasional beberapa fasilitas publik menjadi tantangan tambahan.
Untuk mengatasi hal ini, pihaknya menegaskan perlunya optimalisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) tanpa membebani masyarakat kecil.
“Kita harus menggali sumber-sumber pendapatan daerah melalui intensifikasi dan ekstensifikasi PAD,” tegasnya.
Selain itu, efisiensi belanja daerah menjadi prioritas. Langkah strategis yang akan dilakukan termasuk rasionalisasi perangkat daerah dengan mengurangi 4-5 unit organisasi guna menghemat Rp 6 miliar. Efisiensi ini juga mencakup pengurangan biaya perjalanan dinas, sewa kendaraan, serta biaya listrik dan air.
Di akhir pidatonya, Bupati Kembang menegaskan pentingnya kebersamaan dalam mengelola Jembrana. Ia berkomitmen untuk segera merealisasikan program-program unggulan sebelum 100 hari pertama kepemimpinan.
“Kami tidak ingin menunda kerja, perangkat daerah harus segera melakukan langkah-langkah konkret untuk mengeksekusi program-program yang telah dijanjikan kepada masyarakat,” pungkasnya.(yud/ub)