UPDATEBALI.com, DENPASAR – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali menggelar Focus Group Discussion (FGD) pada 18 Maret 2024 dengan tema “Strategi Optimalisasi Kunjungan dari Kantong Wisman Potensial untuk Mendorong Daya Ungkit Pariwisata Bali”.
FGD ini bertujuan untuk membahas upaya dalam meningkatkan jumlah kunjungan wisata mancanegara (wisman) dari tiga negara utama, yakni Australia, Tiongkok, dan India, yang menjadi kontributor utama kunjungan wisman ke Bali.
Dalam acara yang dihadiri oleh berbagai pihak terkait termasuk Deputi Chief Mission KBRI Beijing, Bapak Parulian Silalahi, Minister Counsellor KBRI New Delhi, Bapak Hanafi Athena, dan Minister Counsellor KBRI Canberra, Bapak Gunarmand Nainggolan, dibahas berbagai strategi untuk mengantisipasi pergeseran preferensi wisman pasca pandemi.
Salah satu upaya yang ditekankan adalah penyesuaian paket wisata untuk tetap relevan dengan preferensi pasar, seperti kecenderungan wisman Tiongkok yang beralih dari culture dan experience tourism menjadi event tourism.
Selain itu, isu-isu terkini seputar pariwisata Bali juga menjadi fokus pembahasan, termasuk penerapan tourist levy dan infrastruktur pendukung mobilitas. Pentingnya sosialisasi yang luas terkait kebijakan baru ini untuk memastikan pemahaman wisman serta evaluasi berkala terhadap implementasinya disoroti dalam FGD. Di samping itu, perlu dipercepat pembangunan akses transportasi massal seperti Lintas Rel Terpadu (LRT) untuk meningkatkan kenyamanan mobilitas wisatawan dalam jangka panjang.
Menyoroti arah pariwisata Bali ke depan, para peserta FGD sepakat untuk lebih memfokuskan pada quality tourism. Hal ini tidak hanya mengacu pada wisman high-end, tetapi juga upaya untuk meningkatkan length of stay wisatawan dan menciptakan branding Bali yang positif untuk mendorong kunjungan berulang.
Pengembangan event/atraksi dengan konsep berkelanjutan dan dukungan transaksi non-tunai lintas batas serta konektivitas langsung dari negara asal wisman dianggap sebagai langkah penting dalam meningkatkan kunjungan.
Lebih lanjut, pengembangan desa wisata dinilai sebagai salah satu langkah alternatif yang potensial untuk menarik wisatawan dan mendukung pariwisata berkualitas di Bali. Dengan mengangkat nilai-nilai kebudayaan lokal dan memberdayakan masyarakat sekitar melalui pengembangan UMKM, desa wisata dapat menjadi daya tarik yang unik bagi wisatawan.
Pada akhirnya, beberapa poin penting yang diusulkan untuk pengembangan pariwisata Bali ke depan antara lain adalah pengembangan yang berkelanjutan dan inklusif, kolaborasi antara berbagai pihak untuk menjaga keseimbangan alam dan budaya, serta diversifikasi produk pariwisata untuk meningkatkan length of stay wisman. Komitmen pemerintah daerah dan pihak berwenang dalam menjamin keamanan dan kenyamanan bagi seluruh wisatawan juga dianggap krusial dalam membangun citra pariwisata berkualitas bagi Bali. (yan/ub)