UPDATEBALI.com, BULELENG – Jejak sejarah perjalanan hidup sang proklamator memang dipenuh kisah inspiratif yang dapat memotivasi bagi anak bangsa. Seluruh berita pers sejak awal namanya terpublik kini dikemas rapi menjadi Ensiklopedia Bung Karno.
Perjuangan Presiden pertama Indonesia, Soekarno selama 32 tahun sejak masa pemerintahan orde baru tidak akan pernah mati, perjuangannya membela negara Indonesia menjadikan sosok Bung Karno ini sebagai tokoh penting dalam sejarah perjuangan bangsa.
Penyusun Buku Ensiklopedia Bung Karno, Prof. Dr. Nurinwa Ki. S. Hendrowinoto mengatakan, tidak mudah dalam membentuk percikan berita pers Bung Karno ini menjadi ensiklopedia seperti saat ini. Awalnya pencarian data dilakukan ke rumah Rai Srimben, yang berlokasi di Dusun Bale Agung, Kelurahan Paket Agung, Buleleng.
“Disana saya bertemu dr. Putra Sedana. Awalnya tidak yakin. Tapi dia sangat tertarik jadi kita perbarui datanya, sehingga yang awalnya dikira hanya 11 jilid jadi 15 jilid,” Ucap Hendrowinoto.
Lebih lanjut, Hendrowinoto menuturkan bahwa proses pengumpulan data untuk menjadikan Ensiklopedia Bung Karno tersebut tidaklah mudah. Ia menggunakan delapan Sarjana untuk menggali berita pers di Perpustakaan Nasional selama 6 bulan. Awalnya setiap ada berita pers bisa langsung di fotokopy namun, karena korannya rusak jadi harus di foto untuk kemudian dicetak.
“Kira-kira ada 5 sampai 6 ribu kliping. Itu campur luar dan dalam negeri. Banyak yang rusak itu bisa kita beli tapi harganya Rp60 ribu, jadi kita foto pakai handphone lalu di print,” Jelasnya.
Hingga akhirnya usai lama sejak kali pertama sekitar tahun 2002 buku Ensiklopedia Bung Karno itu digarap, kini berhasil diselesaikan. Hendrowinoto menyebut buku itu berisikan perjalanan Bung Karno saat namanya pertama kali dimuat dalam berita pers pada tahun 1927 hingga wafat tahun 1970.
Sementara itu, menurut Ketua Banteng Muda Indonesia (BMI) Buleleng dr. Ketut Putra Sedana, sebagai anak ideologi kisah yang terbungkus dalam buku Ensiklopedia Bung Karno ini dapat menjadi referensi agar ajarannya tetap membumi.
“Kita tahu Bung Karno tidak hanya dikenal di Indonesia tapi mendunia dan yang lebih menginspirasi adalah beliau setengahnya orang Buleleng,” Ujar pria yang akrab disapa dr. Caput.
Selain itu, buku ini juga dijadikan sebagai hadiah kepada keluarga Bung Karno dan bangsa Indonesia di HUT ke 78 Republik Indonesia. dr. Caput berharap buku ini dapat menjadi referensi bagi semua masyarakat untuk dapat lebih mengenal tentang Bung Karno melalui berita pers yang mungkin belum diketahui.(dna/ub)