UPDATEBALI.com, TABANAN – Hujan deras yang terjadi Jumat dan Sabtu pekan lalu di Kabupaten Tabanan juga mengakibatkan dampak serius pada sektor pertanian. Data dari Dinas Pertanian Tabanan mengungkapkan sebanyak 982 hektar lahan pertanian terdampak bencana tersebut. Kerusakan meliputi infrastruktur penting seperti jalan usaha tani, jaringan irigasi, dan bahkan bendungan yang jebol.
Dalam laporan sementara, estimasi biaya perbaikan kerusakan fasilitas pertanian di Tabanan mencapai angka mencengangkan, yaitu sekitar Rp 2.044.000.000. Namun, berkat semangat gotong royong, sebagian kerusakan telah ditangani oleh anggota subak dan masyarakat setempat.
Salah satu lokasi yang terdampak parah adalah Subak Gede Mambang di Desa Mambang, di mana saluran irigasi sepanjang 25 meter terputus akibat banjir. Diperkirakan perbaikan pada saluran tersebut akan memakan biaya sekitar Rp 25 juta. Sementara itu, kerusakan pada saluran primer dan tersier di Subak Kedampal, Desa Mengesta, mengancam 50 hektar sawah untuk tidak mendapatkan pasokan air, dengan estimasi biaya perbaikan mencapai Rp 100 juta.
Kerusakan bendungan dan saluran irigasi juga terjadi di beberapa lokasi lainnya, seperti Subak Penatahan dan Subak Saih. Dalam rangka pemulihan, Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang Perumahan dan Kawasan Permukiman (PUPRPKP) akan melakukan penanganan lebih lanjut untuk titik-titik kerusakan yang masih belum tertangani.
Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Dinas Pertanian Tabanan, Drh., Ni Nyoman Ria Wati, menyatakan bahwa rencana perbaikan akan dimasukkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran untuk tahun depan. Namun, pihak berwenang akan mengutamakan penanganan lokasi yang paling mendesak, dengan upaya mempercepat proses perbaikan. (tia/ub)