Senin, Maret 10, 2025
BerandaBaliAtasi Inflasi, Wabup Buleleng Minta Hasil Panen Cabai Tidak Dijual ke Luar...

Atasi Inflasi, Wabup Buleleng Minta Hasil Panen Cabai Tidak Dijual ke Luar Daerah

UPDATEBALI.com, BULELENG – Wakil Bupati (Wabup) Buleleng, Gede Supriatna, meminta seluruh anggota Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Buleleng untuk menjalin kerja sama dengan para petani cabai guna menekan laju inflasi, terutama menjelang hari raya besar pada Maret dan April 2025. Hal ini disampaikan dalam Rapat Koordinasi TPID Buleleng yang berlangsung di Ruang Rapat Kantor Bupati Buleleng, Senin, 3 Maret 2025.

Dalam rapat tersebut, Wabup Supriatna menyoroti bahwa komoditas cabai rawit menjadi salah satu penyebab utama inflasi di Buleleng.

Salah satu faktornya adalah banyaknya hasil panen cabai rawit yang dijual ke luar kabupaten, sehingga pasokan di pasar lokal menjadi terbatas.

Untuk mengatasi hal ini, ia meminta TPID Buleleng, khususnya Dinas Pertanian, Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan, serta PD Swatantra, untuk segera melakukan pendekatan kepada petani cabai agar hasil panennya dapat dibeli dengan harga yang stabil atau lebih tinggi dibandingkan penjualan ke luar kabupaten.

Baca Juga:  Plt Bupati I Made Kasta Lantik DPD Perhiptani 2023-2028

“Kita harus segera melakukan pendekatan kepada petani, pastikan hasil panennya kita beli dengan harga yang sesuai untuk kemudian dijual kembali di gerai Pasar Anyar dan Pasar Banyuasri. Ini penting untuk menjaga stabilitas harga dalam rangka menekan inflasi,” tegas Wabup Supriatna.

Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Buleleng, Gede Suyasa, yang turut hadir dalam rapat tersebut, menambahkan bahwa stabilitas harga berbagai komoditas diperkirakan akan mengalami gejolak pada Maret dan April 2025 seiring dengan perayaan Hari Raya Nyepi, Idul Fitri, dan Galungan.

Baca Juga:  Penjabat Bupati Buleleng Instruksikan Eksekusi Langsung Program Penanganan Inflasi Untuk Stabilkan Harga

Oleh karena itu, ia meminta Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan serta PD Swatantra untuk berkolaborasi dalam menjaga ketersediaan komoditas penyebab inflasi serta stabilitas harga.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Buleleng, pada Januari 2025 tercatat 10 komoditas utama penyumbang inflasi, yaitu cabai rawit, cabai merah, kangkung, telur ayam, daging ayam, bayam, jagung manis, beras, sawi hijau, dan jeruk. Sementara itu, komoditas penyumbang deflasi meliputi tarif listrik, salak, tomat, bawang merah, sabun cair cuci piring, susu bubuk, apel, buncis, jahe, dan ketimun.

Baca Juga:  21 Pendatang Terjaring, Desa Dangin Puri Kelod Tegaskan Pentingnya Kepatuhan Administrasi

Di sisi lain, berdasarkan pemantauan Tim Satuan Tugas Ketahanan Pangan Buleleng, harga beberapa komoditas di Pasar Anyar dan Pasar Banyuasri pada Senin, 3 Maret 2025, terpantau cukup stabil. Di Pasar Anyar, harga daging ayam (dada) Rp44.000, daging ayam (paha) Rp40.000, daging ayam utuh Rp40.000, daging sapi kelas I Rp120.000, daging sapi kelas II Rp110.000, cabai rawit Rp98.000, cabai besar Rp70.000, cabai keriting Rp70.000, bawang merah Rp28.000, dan bawang putih Rp38.000. Sementara itu, di Pasar Banyuasri, harga cabai rawit Rp100.000, cabai besar Rp70.000, bawang merah Rp30.000, bawang putih Rp38.000, telur Rp52.000, gula pasir Rp18.000, minyak goreng bermerek Rp20.000, beras lokal medium Rp15.000, dan beras premium Rp16.000. (adv/ub)

BERITA TERKAIT
- Advertisment -

Most Popular

Recent Comments