Rabu, Mei 28, 2025
BerandaGaya hidupAsal Usul Pakaian Adat Sari dari India

Asal Usul Pakaian Adat Sari dari India

UPDATEBALI.com, JAKARTA – Sari, busana tradisional yang mencerminkan kehormatan, keanggunan, dan kekayaan budaya, memiliki jejak sejarah yang panjang selama berabad-abad dan menjadi simbol seni yang megah di India.

Asal-usul sari terkait erat dengan perkembangan peradaban, perdagangan, dan saling pengaruh budaya yang rumit.

Melansir dari TimesofIndia pada Jumat 18 Agustus 2023, meskipun sulit untuk menetapkan tanggal pasti munculnya sari, akarnya dapat ditelusuri hingga ke India kuno, khususnya pada periode 2800-1800 sebelum Masehi (SM) saat peradaban Lembah Indus berkembang, yang kini meliputi wilayah Pakistan dan barat India.

Temuan-temuan dari penggalian di Lembah Indus menghasilkan gambaran-gambaran pahatan dan patung yang menampilkan sosok terbungkus kain, sangat mirip dengan tampilan sari modern. Representasi awal ini mengungkapkan bagaimana busana tersebut melingkupi tubuh, menyoroti kecanggihan teknik tekstil yang dimiliki oleh peradaban India pada masa itu.

Jejak Sejarah

Seiring berjalannya sejarah India, sari mengalami evolusi yang berarti. Pada masa Veda (1500-500 SM), gaya berbusana mengalami perubahan dengan dikenalnya kain yang digunakan tanpa jahitan oleh para wanita. Istilah “sari” sendiri diyakini berasal dari kata dalam bahasa Sanskerta, “Sattika”, yang merujuk pada selembar kain yang dililitkan di sekitar tubuh.

Baca Juga:  Potret Marilyn Monroe Karya Andy Warhol dilelang 195 Juta Dolar AS

Inilah titik awal dari bentuk sari yang kita kenal saat ini, yang ditandai oleh desain tanpa jahitan dan kain yang serbaguna. Selama berabad-abad, berbagai dinasti dan kerajaan seperti Maurya, Gupta, dan Mughal, memberikan kontribusi besar dalam pengembangan sari dengan memengaruhi gaya desain, jenis kain, dan motifnya.

Masa Mughal, khususnya, memiliki peran sentral dalam membentuk estetika sari. Mughal memperkenalkan kerajinan sulaman yang rumit, penggunaan kain mewah seperti sutra, serta penggabungan elemen desain dari Persia dan India, menghasilkan gaya ikonik yang dikenal sebagai “zari” atau “zardozi”. Pada masa ini, sari tak hanya menjadi pakaian fungsional, melainkan juga menjadi kanvas ekspresi artistik.

Seiring melebarnya jalur perdagangan dan bertambahnya interaksi budaya, pengaruh sari meluas di luar batas-batas. Busana ini menemukan jalannya ke berbagai daerah di India, masing-masing memberikan sentuhan unik pada pakaian tersebut. Misalnya, gaya Gujarat memamerkan warna-warna cerah dan hiasan cermin, sementara gaya Bengali lebih menekankan pada tekstur yang kaya dan bordiran yang indah.

Baca Juga:  Serangkaian Hut Kota Denpasar, Karang Taruna Gelar Festival Ogoh - ogoh Mini
Evolusi yang Tak Terhentikan

sari juga mengalami evolusi dalam menyesuaikan dengan perubahan peran wanita dalam masyarakat. Pada masa penjajahan, ketika pengaruh Inggris semakin kuat di India, sari mulai menjadi simbol tradisi dan perlawanan.

Wanita India, dipimpin oleh tokoh-tokoh seperti Rani Laxmi Bai dan Sarojini Naidu, menjadikan sari sebagai simbol kebanggaan dan persatuan nasional dalam perjuangan menuju kemerdekaan.

Di India pasca-kemerdekaan, sari terus bertransformasi, menyesuaikan dengan perubahan gaya hidup dan preferensi wanita modern.

Para perancang busana mulai bermain-main dengan jenis kain, pola cetak, dan gaya desain, menghasilkan interpretasi-intrpretasi baru dari busana klasik ini. Pesona sari juga terpancar di panggung mode internasional, menarik perhatian penonton dari berbagai belahan dunia dan mengukuhkan statusnya sebagai warisan budaya yang tak ternilai.

Baca Juga:  Gelar Webinar, Kemenkominfo Ajak Pelajar Kota Bima Pahami Etika di Dunia Digital

Kini, sari tak hanya sekadar pakaian, melainkan juga mengandung makna hidup dari warisan, keahlian, dan keragaman budaya India yang begitu berlimpah. Mulai dari sari sutra yang mewah di selatan India hingga keajaiban alat tenun tangan berwarna-warni di utara, setiap sari mengandung beragam cerita yang tertanam dalam setiap helai kainnya.

Meskipun gaya tradisional tetap lestari, wanita modern juga senang menggabungkan unsur-unsur gaya lama dan baru, bereksperimen dengan cara-cara inovatif dalam mengenakan dan mengatur sari sesuai dengan acara yang berbeda.

Perjalanan sari dari masa peradaban Lembah Indus kuno hingga bentuknya yang kontemporer adalah bukti kekuatan daya tarik dan adaptasi yang tak pernah pudar. Ia telah melalui aliran waktu, menyatukan tradisi dengan modernitas, dan melambangkan inti dari budaya India.

Dengan setiap lipatan yang dibuat, sari merajut kisah evolusi, ketangguhan, dan keanggunan yang tak akan pernah lekang oleh waktu, memukau hati orang di seluruh dunia. (ub/ant)

BERITA TERKAIT

Most Popular

Recent Comments