UPDATEBALI.com, JEMBRANA – Meski kondisi pantai mengalami abrasi, puluhan nelayan Pantai Banjar Pebuahan, Desa Banyubiru, Kecamatan Negara, Jembrana antusias beradu cepat kayuh sampan, Minggu 10 September 2023 pagi. Lomba dayung sampan tradisional yang digelar pertamakali ini merupakan rangkaian dari perayaan Petik Laut.
Selain lomba dayung sampan, acara yang digelar selama 4 hari tersebut juga diadakan lomba karaoke, hiburan dan terkahir doa tasyukuran. Ketua panitia lomba, Asturi menuturkan, kegiatan yang bertujuan untuk memupuk rasa kebersamaan dan membangkitkan olahraga tradisional bagi para nelayan ini baru pertamakali diadakan di pantai Pebuahan, sebelumnya belum pernah.
“Semangat para peserta nelayan bukan malah mengejar hadiah, tapi justru rasa semangat dan tali silaturahmi yang lebih erat serta rasa puji syukur pada Sang Pencipta,” tuturnya.
Meski, kata dia, tidak bisa dipungkiri perasaan sedih para nelayan Pebuahan amat sangat dirasa selama bertahun tahun, dengan kondisi dan situasi pantai yang habis tergerus abrasi. Namun semangat para nelayan yang mencari nafkah di tengah laut ini sangat antusias untuk menggelar kegiatan lomba, terutama untuk doa tasyukuran memohon keselamatan. “Kesedihan itu kita luapkan ke rasa bersyukur,” ucapnya.
Kriteria lomba, kata dia, peserta lomba masing masing sampan hanya bisa satu orang peserta. Sebanyak 30 sampan berlomba adu cepat dengan menempuh jarak 100 meter, dimulai dari pinggi pantai menuju tengah laut, selanjutnya memutar kembali ke pinggir pantai.
Untuk juara 1 mendapatkan hadiah uang sebesar Rp. 500 ribu, juara 2 Rp. 400 ribu dan juara 3 Rp. 300 ribu. Sementara semua peserta yang ikut masing-masing mendapatkan paket sembako.
“Walau tak besar akan tetapi antusias yang cukup tinggi, menandakan mereka (nelayan) masih kompak. Bahkan yang kalah juga mendapatkan paket sembako. Tak ada istilah kalah atau gugur, begitu pula yang menang tak harus berbangga. Ini olahraga selain cari keringat, juga nelayan tiap melaut selalu olahraga selama mencari rejeki di tengah laut,” ucapnya.
Sementara, Perbekel Desa Banyubiru I Komang Yuhartono, mengapresiasi kegiatan petik laut yang dirangkai dengan lomba sampan dan perlombaan lainya. Menurutnya, kegiatan ini bisa dijadikan event tahunan apalagi sekitar pesisir yang notabene para pencari rejeki di tengah laut, selain menjalin silahturahmi juga upaya melestarikan budaya dan seni tradisional. “Jangan sampai punah, apalagi lomba sampan nelayan tradisional ini,” katanya.
Pihaknya akan mengupayakan nanti kegiatan ini bisa dikolaborasikan dengan kegiatan pemerintah kabupaten. “Kita nantinya bisa berkolaborasi dengan pihak pemerintah daerah,” imbuhnya.
Menurutnya, tantangan lomba di pantai Pebuahan ini beda dengan tempat lain. Terutama kondisi ombak yang sangat tinggi ditambah angin yang lumayan kencang.
“Tantangan ini mempunyai ciri khas tantangan tersendiri. Hal lain juga perputaran ekonomi masyarakat dengan adanya para pedagang dadakan ramai di sini dan sangat menunjang bagi masyarakat pesisir,” pungkasnya. (dik/ub)