UPDATEBALI.com, LOMBOK – Dampak negatif transformasi digital yang satu ini mesti dicegah dan dihentikan. Yakni, kebiasaan warganet yang cepat dan mudah meneruskan informasi tanpa didahului dengan cek dan ricek. Akibatnya, kasus pencemaran nama baik dan penghinaan antar-warganet di media sosial terus berulang dan kian tak terbendung.
”Hobi meneruskan info di grup WA, tanpa sadar juga menjadikan warganet sebagai penerus hoaks yang cukup masif. Ini berbahaya bagi kebersamaan dan terus terjaganya kesatuan dan kebinekaan kita dalam berbangsa dan bernegara,” tulis Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) dalam rilisnya kepada awak media, Jumat 28 Juli 2023.
Rilis disampaikan terkait rencana Kemenkominfo bekerja sama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), menggelar webinar literasi digital untuk komunitas pendidikan di wilayah Lombok Tengah, Sabtu 29 Juli 2023, mulai jam 09.00 WITA.
Mengusung tema ”Etika Berjejaring: Jarimu Harimaumu”, diskusi daring (online) kali ini akan menghadirkan tiga narasumber. Mereka adalah pengamat media dan komunikasi publik Sopril Amir, Kepala Dinas Dikbud Kabupaten Lombok Tengah Lalu Idham Halid, Kepala Bidang Pembinaan SMP Dinas Dikbud Kabupaten Lombok Tengah Lalu Rupawan Joni, serta Anissa Rilia selaku moderator.
”Webinar ini dapat diikuti gratis, hanya dengan cara mengisi link registrasi peserta di https://s.id/pendaftaranbalinusra2907. Selain mendapatkan e-sertifikat resmi dari Kemenkominfo, buat 10 peserta yang beruntung akan mendapatkan e-money senilai total Rp 1.000.000.,” ujar Kemekominfo dalam rilis.
Terkait tema webinar, Kemenkominfo menjelaskan, kebiasaan meneruskan informasi hoaks bisa ditekan laju perkembangannya. Syaratnya, warganet – khususnya kalangan remaja dan pelajar yang terdidik – bijak dan paham beretika di ruang digital, yang memang tanpa batas.
”Agar lebih paham dan makin cakap di ruang digital, yuk ikuti webinar ini untuk mendapatkan ilmu etika berjejaring di dunia maya dan memahami tips untuk mengamankan jejak digital. Ini penting, karena jarimu bisa menjadi harimaumu,” lanjut Kemenkominfo dalam rilisnya.
Kemenkominfo menambahkan, ajakan kepada siswa sekolah untuk mengikuti webinar ini, tidak lepas dari pentingnya kesadaran bersama untuk mengerem kasus-kasus pencemaran nama baik, penghinaan, yang tak jarang dimulai dari kebiasaan anak-anak usia sekolah menjadi penerus hoaks.
”Untuk meningkatkan kecakapan digital, siswa mesti dilatih dan diajari agar makin bijak dan paham etika lewat pemberian materi literasi digital yang uptodate,” pungkas Kemenkominfo.
Sekadar informasi, webinar literasi digital di lingkungan komunitas merupakan salah satu upaya Kemenkominfo untuk mempercepat transformasi digital di sektor pendidikan hingga kelompok masyarakat menuju Indonesia yang #MakinCakapDigital.
”Kegiatan ini diharapkan mampu menaikkan tingkat literasi digital 50 juta masyarakat Indonesia pada tahun 2024,” ujar Kemenkominfo.
Program #literasidigitalkominfo tahun ini mulai dilaksanakan sejak 27 Januari 2023. Program Kemenkominfo yang berkolaborasi dengan Siber Kreasi dan 18 mitra jejaring ini membidik segmen pendidikan dan segmen kelompok masyarakat sebagai peserta.
Tahun 2023 ini, program Indonesia Makin Cakap Digital (IMCD) menargetkan 5,5 juta warga masyarakat sebagai peserta, utamanya mereka yang belum pernah mengikuti kegiatan literasi digital. IMCD sendiri bertujuan meningkatkan kemampuan masyarakat Indonesia dalam memanfaatkan teknologi digital secara positif, produktif, dan aman.
Program IMCD diperlukan, karena berdasarkan survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) dan We Are Social, pengguna internet dan media sosial di Indonesia pada periode 2021-2022 sudah mencapai 220 juta orang. Padahal, pada 2019, jumlah itu tak lebih dari 175 juta orang.
Informasi lebih lanjut mengenai literasi digital dan info kegiatan dapat diakses melalui website info.literasidigital.id, media sosial Instagram @literasidigitalkominfo, Facebook Page, dan Kanal Youtube Literasi Digital Kominfo. (*/ub)