UPDATEBALI.com, JEMBRANA – Musim kemarau yang panjang telah membawa dampak di Bendungan Palasari, Desa Ekasari, Kecamatan Melaya, Jembrana. Volume air di bendungan ini mengalami penurunan drastis, mengancam hektaran sawah dari 10 subak yang mengandalkan sumber air tersebut.
Petugas Pemeliharaan Bendungan Palasari, I Komang Juliada, mengungkapkan bahwa air bendungan telah surut selama tiga bulan terakhir. Elevasi air yang biasanya mencapai 77 kini turun tajam.
“Bendungan ini awalnya dibuka untuk mengaliri sawah subak, namun sekarang harus ditutup lagi karena airnya turun di bawah 62 elevasi,” katanya.
Kepala Bidang Pertanian, I Komang Ngurah Arya Kusuma, menyatakan bahwa kekeringan juga mempengaruhi pertanian di sekitarnya, dengan tiga subak di Desa Ekasari terpaksa tidak dapat menanam pagi akibat kekurangan air.
Kendati memang kemarau turun airnya setiap tahun, Kabid Sumber Daya Air Dinas PUPRPKP Jembrana, Gede Sugianta, menyoroti perambahan hutan yang semakin memperparah situasi ini. Penebangan pohon liar juga diduga mengakibatkan berkurangnya debit air yang masuk ke dalamnya.
Selain Bendungan Palasari, Bendungan Bendel juga mengalami penurunan debit air, tetapi situasi paling parah terjadi di Bendungan Palasari. Masyarakat diimbau untuk menghentikan penebangan liar di sekitar bendungan guna menjaga ketersediaan air di Jembrana.
Data yang diperoleh, menunjukkan bahwa Bendungan Palasari memiliki tinggi 38,80 meter, panjang puncak bendungan 350 meter, luas genangan waduk 100 hektar, volume air waduk 8 juta meter kubik, dan luas daerah irigasi 1.300 hektar. Kekeringan ini menjadi ancaman serius bagi pertanian dan kehidupan warga Jembrana. (dik/ub)