UPDATEBALI.com, DENPASAR – Dalam rangka memperingati Pekan Menyusui Dunia (PMD) tahun 2024, Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) Bali menggelar sosialisasi dengan tema “Memperkecil Kesenjangan: Dukungan Menyusui Untuk Semua”.
Acara ini diadakan di Kampus 2 Institut Teknologi dan Kesehatan Bali (ITEKES Bali), Jl. Tukad Balian 99, Renon, Denpasar.
Ketua Daerah AIMI Bali periode 2023-2028, Dyah Kayuan Pratiwi, S.Gz, RD, dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan ini tidak hanya ditujukan kepada para ibu, tetapi juga kepada suami, pengasuh, dan seluruh pihak yang terlibat dalam pengasuhan bayi. Dyah menekankan pentingnya dukungan dari semua pihak dalam keluarga untuk keberhasilan proses menyusui.
Dyah berharap ke depan AIMI Bali dapat menjalin kerja sama dengan pemerintah Provinsi Bali dalam menggalakkan sosialisasi pentingnya ASI eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan bayi.
“Kami berkomitmen untuk terus memperjuangkan edukasi mengenai ASI agar semakin banyak keluarga yang memahami dan mendukung pentingnya pemberian ASI,” ujar Dyah.

Selain membahas tema utama sosialisasi, Dyah juga menjelaskan bahwa AIMI Bali adalah cabang ke-7 dari 19 daerah/provinsi AIMI di Indonesia, yang diresmikan pada 26 Januari 2013.
Wakil Ketua Daerah AIMI Bali, I.A. Oka Yogi Utami, SS, M.Hum, menyoroti permasalahan terkait ibu menyusui yang saat ini dihadapkan pada maraknya iklan susu formula. Ia menegaskan bahwa klaim susu formula yang menyamakan gizi dengan ASI seringkali menyesatkan, sehingga perlu dilakukan edukasi lebih intensif kepada masyarakat.
Mewakili Rektor ITEKES Bali, Gusti Ayu Dwina Mastryagung, S.SiT., M.Keb., Kaprodi Bidan ITEKES, menyampaikan apresiasinya atas terselenggaranya sosialisasi ini.
“Kami berharap mahasiswa kami dapat mempraktikkan pengetahuan yang diperoleh dalam sosialisasi ini dan menyebarkannya kepada masyarakat, terutama kepada para ibu menyusui,” harapnya.
Ketua Divisi Edukasi AIMI Bali, Gek Wulan Mahaswari, SE., menambahkan bahwa pelatihan dan sosialisasi semacam ini perlu dilakukan secara berkala dengan melibatkan lebih banyak praktisi kesehatan dan konselor menyusui.
“Dengan semakin banyaknya tenaga kesehatan dan konselor menyusui yang kompeten, kesenjangan pengetahuan dan keterampilan dalam mendukung menyusui dapat diperkecil,” ujarnya.
Acara ini diikuti oleh 90 mahasiswi ITEKES Bali dan ditutup dengan sesi tanya jawab yang interaktif, di mana para peserta dapat mengajukan pertanyaan langsung kepada narasumber. Diharapkan sosialisasi ini dapat menambah wawasan dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya dukungan menyusui, yang akan berdampak positif pada kesehatan dan perkembangan bayi.(den/ub)