Senin, Maret 10, 2025
BerandaBaliPentas Seni dan Budaya, Koster-Giri Usung Tradisi Bali dalam Setiap Langkah Kampanye

Pentas Seni dan Budaya, Koster-Giri Usung Tradisi Bali dalam Setiap Langkah Kampanye

UPDATEBALI.com, DENPASAR – Pasangan calon Gubernur Bali nomor urut 2, Wayan Koster dan Nyoman Giri Prasta (Koster-Giri), konsisten mengintegrasikan seni dan budaya dalam setiap agenda kampanye mereka.

Sejak pembukaan kampanye pemilihan Gubernur Bali 2024 pada 25 September 2024, pentas seni budaya telah menjadi ciri khas dari kegiatan mereka, menciptakan suasana meriah dan penuh warna.

Kegiatan tersebut juga terlihat saat pendaftaran paslon Koster-Giri, di mana kirab budaya dan seni menjadi bagian yang tidak terpisahkan saat menuju Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Bali.

Terbaru, dalam kampanye di Abiansemal Badung pada Minggu, 3 November 2024, acara tersebut dihiasi dengan beragam pertunjukan seni budaya, mulai dari senam kreasi ribuan seniman Adicipta, penampilan gamelan Bali, tarian Bali, hingga pencak silat tradisional.

Koster, dalam kesempatan tersebut, terlihat menikmati alunan musik gamelan yang dibawakan oleh Sekka Teruna Teruni (STT) dan memberikan pujian kepada para penabuh.

Baca Juga:  Koster-Giri Raih Nomor Urut 2, Filosofi Alam Restui Perjalanan Menuju Bali Era Baru

“Mereka adalah generasi penerus yang akan melestarikan dan meregenerasi budaya Bali,” ujarnya.

Koster-Giri juga terlibat megambel bersama para penabuh di beberapa lokasi kampanye, menunjukkan keseriusan mereka dalam menjaga dan melestarikan budaya Bali.

Kegiatan ini tidak hanya merupakan strategi kampanye, tetapi juga merupakan wujud komitmen Koster dan Giri Prasta dalam melestarikan seni budaya, tradisi, dan kearifan lokal Bali.

Koster menegaskan bahwa pariwisata Bali akan terus bertahan jika seni dan budaya dijaga dengan baik. Hal ini sejalan dengan upaya Koster selama menjabat sebagai Gubernur Bali periode 2018-2023, di mana ia telah memperjuangkan berbagai regulasi yang melindungi dan memajukan budaya Bali, termasuk UU, Perda, dan Pergub.

Baca Juga:  Polda Bali Tingkatkan Kewaspadaan Menyambut Pilkada Serentak 2024

Koster menegaskan bahwa pola pembangunan Bali dengan visi “Nangun Sat Kerthi Loka Bali” telah dilaksanakan. Berbagai kebijakan yang mendukung pelestarian budaya Bali, seperti Peraturan Gubernur Bali tentang pelindungan bahasa dan sastra Bali, serta perayaan penggunaan busana adat Bali, menjadi bagian dari komitmen tersebut.

“Selama periode pertama, saya telah membuka ruang pameran seni modern dan kontemporer, serta mengayomi sanggar dan institusi seni se-Bali,” ungkap Koster.

Rektor ISI Denpasar, Prof. Dr. I Wayan ‘Kun’ Adnyana, juga menambahkan bahwa Koster telah memberikan apresiasi kepada seniman dan budayawan melalui program-program Pemerintah Provinsi Bali.

Koster selalu mengenakan busana adat Bali dalam setiap kesempatan formal, menekankan pentingnya melestarikan budaya mulai dari diri sendiri. Ia percaya bahwa seni dan budaya Bali adalah harta yang harus dijaga dan dilestarikan, berbeda dengan daerah lain yang mengandalkan potensi alam.

Baca Juga:  Ngaturang Bhakti di Pura Luhur Batu Lumbung dan Luhur Besikalung, Bupati Sanjaya Nunas Kerahayuan Jagat

“Nilai seni budaya di Bali akan abadi jika terus dijaga,” tegasnya.

Kini, Koster telah membawa Bali memasuki era pembangunan masa depan dengan berpedoman pada Undang-Undang Provinsi Bali dan Perda Provinsi Bali Nomor 4 Tahun 2023.

Pembangunan tersebut mencakup penguatan budaya, pengendalian alih fungsi lahan, program kedaulatan pangan, serta peningkatan infrastruktur dan transformasi ekonomi.

Di antara proyek yang sedang berjalan adalah pelindungan Kawasan Suci Pura Agung Besakih, pembangunan Kawasan Pusat Kebudayaan Bali, serta berbagai infrastruktur transportasi di seluruh Bali.

“Kami berkomitmen untuk melakukan pemerataan pembangunan di Pulau Bali,” ujar Koster, menegaskan tekadnya untuk terus memajukan Bali dengan melestarikan seni dan budayanya. (ub)

BERITA TERKAIT
- Advertisment -

Most Popular

Recent Comments