UPDATEBALI.com, DENPASAR – Kinerja penjualan eceran di Provinsi Bali terus menunjukkan tren positif. Pada September 2024, Indeks Penjualan Riil (IPR) Bali diperkirakan mencapai 118,3, meningkat secara tahunan sebesar 13,0% (yoy).
Angka ini mengindikasikan bahwa penjualan eceran di Bali tetap berada pada level optimis, dengan IPR bertahan di atas 100 selama 32 bulan berturut-turut.
Survei Penjualan Eceran (SPE) Bali, yang dilakukan setiap bulan terhadap 100 pengecer di Kota Denpasar dan sekitarnya, mencatat tren peningkatan ini sebagai indikasi bahwa perekonomian dari sisi konsumsi tetap kuat.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Erwin Soeriadimadja, menyatakan bahwa peningkatan penjualan eceran pada September 2024 didorong oleh beberapa faktor, termasuk pertumbuhan pada Sub Kelompok Bahan Bakar Kendaraan Bermotor sebesar 5,1% (mtm), Barang Budaya dan Rekreasi yang tumbuh 4,4% (mtm), Makanan, Minuman & Tembakau sebesar 2,5% (mtm), serta Barang Lainnya yang meningkat 1,9% (mtm).
Erwin menambahkan bahwa peningkatan tersebut juga didorong oleh perayaan Hari Raya Galungan dan Kuningan, yang selalu menjadi pendorong konsumsi di Bali.
Selain itu, pada Agustus 2024, IPR tercatat sebesar 116,4, tumbuh 12,0% secara tahunan (yoy), yang dipicu oleh tingginya permintaan menjelang Hari Ulang Tahun Republik Indonesia dan strategi potongan harga yang diterapkan oleh para pedagang eceran pada bulan tersebut.
“Peningkatan penjualan eceran ini juga tercermin pada skala nasional, di mana IPR nasional tumbuh sebesar 5,8% (yoy) pada Agustus 2024, meningkat dari bulan sebelumnya. Optimisme penjualan ritel yang terus membaik ini memberikan kontribusi yang signifikan terhadap Lapangan Usaha (LU) Perdagangan, salah satu sektor penting dalam perekonomian Bali,” ucapnya.
Lebih lanjut, penjualan eceran di Bali diperkirakan akan terus meningkat pada November 2024. Hal ini terlihat dari Indeks Ekspektasi Penjualan (IEP) yang diperkirakan mencapai 188,0, lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya yang tercatat 184,0.
“Ini menunjukkan bahwa para pengecer optimistis terhadap prospek penjualan dalam beberapa bulan mendatang,” tuturnya.
Untuk menjaga kinerja penjualan eceran dan konsumsi masyarakat, Bank Indonesia bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Bali terus berkoordinasi dalam menjaga stabilitas harga komoditas.
Langkah ini diambil agar daya beli masyarakat tetap terjaga, sehingga perekonomian Bali dapat terus tumbuh dengan kuat dan stabil.(yan/ub)