UPDATEBALI.com, BULELENG – Pemerintah Kabupaten Buleleng berkomitmen untuk meningkatkan kualitas hidup warganya dengan merencanakan perbaikan 135 unit Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) pada tahun 2024.
Program ini didukung oleh anggaran sebesar Rp 2,6 miliar yang telah dialokasikan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Buleleng.
Kepala Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Tata Kota (Perkimta) Kabupaten Buleleng, Nyoman Surattini, mengungkapkan dalam wawancara pada Jumat, 30 Agustus 2024 bahwa setiap rumah yang masuk dalam program ini akan menerima bantuan sebesar Rp 20 juta. Bantuan ini akan digunakan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas hunian agar menjadi layak dan aman ditempati.
“Program ini merupakan salah satu upaya nyata pemerintah daerah dalam menanggulangi masalah perumahan yang masih banyak ditemui di wilayah Buleleng,” ujarnya.
Selain memperbaiki 135 unit RTLH, Pemkab Buleleng juga berencana memperbaiki lima unit rumah yang mengalami kerusakan akibat bencana. Meskipun rumah-rumah ini tidak termasuk dalam kategori RTLH, perbaikan tetap diperlukan untuk menangani kerusakan yang terjadi. Pemerintah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 7,5 juta per unit untuk perbaikan tersebut, disesuaikan dengan tingkat kerusakan.
Surattini menambahkan bahwa program ini menyasar masyarakat kurang mampu. Proses rehabilitasi RTLH dimulai dengan usulan dari desa, kemudian diverifikasi melalui Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS), dan validasi langsung ke lokasi.
“Dengan cara ini, kami memastikan bantuan ini benar-benar tepat sasaran,” jelasnya.
Selama periode 2017 hingga 2023, Dinas Perkimta Buleleng mencatat sebanyak 12.470 unit RTLH di sembilan kecamatan. Dari jumlah tersebut, 8.190 unit RTLH telah berhasil diperbaiki hingga tahun 2023, sementara masih ada 4.280 unit yang menunggu perbaikan pada tahun 2024.
Surattini juga berharap adanya kerjasama dari pihak desa untuk menyukseskan program ini.
“Apa pun yang kita kerjakan tidak bisa hanya dilakukan oleh Dinas Perkimta. Usulannya harus berasal dari desa dan terinput sesuai dengan sistem perencanaan yang ada di Kabupaten Buleleng. Setiap desa memiliki operatornya, dan kami juga sudah memiliki sistem informasi bernama Si Permata. Jadi, tolong diinput di sana agar program ini bisa terealisasi,” tutupnya.(adv/ub)
