UPDATEBALI.com, DENPASAR – Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Bali menilai kinerja Industri Jasa Keuangan (IJK) di Provinsi Bali dan Nusa Tenggara pada posisi Mei 2024 tetap resilien dan stabil, didukung oleh permodalan yang kuat, kondisi likuiditas yang memadai, dan profil risiko yang terjaga.
Kepala OJK Provinsi Bali, Kristrianti Puji Rahayu pada siaran persnya Jumat, 12 Juli 2024, menjelaskan bahwa data sektor perbankan di Bali dan Nusa Tenggara pada Mei 2024 menunjukkan penyaluran kredit dan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) mengalami pertumbuhan yang semakin membaik dibandingkan periode sebelumnya. Penyaluran kredit mencapai Rp219,54 triliun, tumbuh 10,69 persen year-on-year (yoy), lebih tinggi dibandingkan posisi yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 3,20 persen yoy (April 2024: 11,60 persen yoy).
Berdasarkan jenis penggunaannya, sebesar 57,90 persen kredit di wilayah Bali dan Nusa Tenggara disalurkan kepada kredit produktif, dengan 37,67 persen pada Modal Kerja dan 20,23 persen pada Investasi. Pertumbuhan kredit yoy didorong oleh peningkatan nominal kredit Investasi yang bertambah sebesar Rp9,26 triliun atau tumbuh 26,34 persen yoy, lebih tinggi dibandingkan Mei 2023 yang sempat mengalami kontraksi sebesar -4,00 persen (April 2024: 26,24 persen yoy).
“Tingginya pertumbuhan kredit investasi ini mencerminkan meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap kondisi ekonomi di Bali dan Nusa Tenggara,” ujarnya.
Kristrianti Puji Rahayu menambahkan, berdasarkan sektornya, penyaluran kredit didominasi oleh sektor Penerima Kredit Bukan Lapangan Usaha sebesar 42,10 persen dan Sektor Perdagangan Besar dan Eceran sebesar 25,84 persen. Pertumbuhan kredit disumbangkan oleh peningkatan nominal penyaluran di Sektor Penerima Kredit Bukan Lapangan Usaha yang bertambah sebesar Rp6,43 triliun (tumbuh 7,47 persen yoy) serta Sektor Pertambangan dan Penggalian yang bertambah sebesar Rp4,71 triliun (tumbuh 76,22 persen yoy). Berdasarkan kategori debitur, sebesar 44,77 persen kredit di Bali dan Nusa Tenggara disalurkan kepada UMKM dengan pertumbuhan sebesar 8,66 persen yoy (Mei 2023: 7,58 persen yoy). Tingginya penyaluran kredit perbankan kepada UMKM menunjukkan keberpihakan bank untuk mendukung pertumbuhan ekonomi daerah.
Seiring dengan pertumbuhan penyaluran kredit, penghimpunan DPK juga mengalami pertumbuhan positif. Penghimpunan DPK mencapai Rp263,38 triliun atau tumbuh double digit yaitu 16,29 persen yoy, sedikit lebih tinggi dibandingkan posisi yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 16,19 persen yoy. Berdasarkan jenisnya, peningkatan DPK dibandingkan Mei 2023 ditopang oleh kenaikan nominal Tabungan yang bertambah sebesar Rp18,75 triliun dan Giro sebesar Rp10,46 triliun.
Fungsi intermediasi yang tercermin dari Loan to Deposit Ratio (LDR) pada Mei 2024 sebesar 83,35 persen, menurun dibandingkan posisi Mei 2023 yang sebesar 87,57 persen (April 2024: 83,70 persen). Menurunnya rasio LDR disebabkan oleh pertumbuhan DPK yang lebih tinggi daripada pertumbuhan kredit.
“Adapun kecukupan modal Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang tercermin pada likuiditas BPR (Cash Ratio/CR) dan Capital Adequacy Ratio (CAR) relatif terjaga di atas threshold (masing-masing 5 persen dan 12 persen). Rasio CR dari BPR di Bali sebesar 15,50 persen, Nusa Tenggara Barat sebesar 15,10 persen, dan Nusa Tenggara Timur sebesar 8,09 persen,” jelasnya.
Jumlah investor Pasar Modal wilayah Bali dan Nusa Tenggara masih menunjukkan pertumbuhan yang cukup tinggi yaitu mencapai double digit secara yoy. Pada Mei 2024, jumlah investor saham di Bali dan Nusa Tenggara mencapai 208.864 Single Investor Identification (SID), tumbuh 29,67 persen yoy.
Piutang Pembiayaan Perusahaan Pembiayaan di Bali dan Nusa Tenggara pada Mei 2024 masih menunjukkan pertumbuhan yang cukup tinggi, meskipun dengan laju yang melandai dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
“OJK senantiasa berkomitmen mendorong literasi dan inklusi keuangan bagi semua pihak, termasuk bagi penyandang disabilitas yang merupakan salah satu sasaran prioritas edukasi keuangan dalam Strategi Nasional Literasi Keuangan Indonesia tahun 2021-2025,” ungkapnya.(yud/ub)