UPDATEBALI.com, BADUNG – Seluruh pemangku kepentingan dalam penanganan stunting di Kabupaten Badung berkumpul di Puspem Badung pada hari Selasa 9 Juli 2024 untuk mengikuti intervensi serentak dalam upaya menurunkan prevalensi stunting.
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman, menyamakan persepsi, dan menggerakkan langkah bersama dari tingkat Desa, Kecamatan, hingga Kabupaten, serta melibatkan organisasi profesi dan partisipasi aktif masyarakat.
Wakil Bupati Badung dan Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS), I Ketut Suiasa, dalam arahannya menekankan pentingnya kerjasama lintas sektor dalam mencapai hasil yang signifikan.
“Kick off intervensi serentak penurunan stunting telah menunjukkan hasil yang luar biasa dengan peningkatan dari 86% menjadi 99% dalam waktu singkat. Ini adalah hasil dari kerja keras dan komitmen bersama,” ujarnya.
Suiasa juga menyoroti keberlanjutan intervensi ini mengingat stunting merupakan masalah yang dapat muncul kapan saja, khususnya pada pengantin baru, ibu hamil, dan balita.
“Konsistensi dalam upaya penurunan stunting akan terus dijaga melalui program ini. Perangkat daerah perlu aktif dalam memonitor dan mendukung kegiatan posyandu secara berkelanjutan,” tambahnya.
Dalam konteks teknis, Kadis P2KBP3A Kabupaten Badung, dr. Nyoman Gunarta, menyampaikan bahwa intervensi serentak ini telah dimulai sebulan yang lalu dan terus berlanjut dengan melibatkan semua komponen masyarakat.
“Target utama intervensi ini adalah keluarga remaja, calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, dan anak balita. Peran perangkat daerah sebagai pembina di tingkat desa sangat penting dalam memastikan pelaksanaan posyandu efektif,” jelasnya.
Dengan komitmen yang kuat dari semua pihak terkait, diharapkan penurunan prevalensi stunting di Kabupaten Badung dapat terus berlanjut dan memberikan dampak positif bagi kesehatan generasi mendatang.(den/ub)