UPDATEBALI.com, BADUNG – Bupati Kabupaten Badung, I Nyoman Giri Prasta, menghadiri acara bersejarah peletakan batu pertama pembangunan Gereja Kristen Protestan di Bali (GKPB) di Banjar Untal-untal, Dalung, Kuta Utara, Jumat 12 April 2024.
Acara yang dihadiri oleh tokoh-tokoh penting, seperti Ketua DPRD Badung, Kapolres Badung, dan Ketua Sinode GKPB, menjadi momentum penting dalam memajukan kehidupan beragama di Bali.
Salah satu momen yang paling dinanti adalah ketika Bupati Giri Prasta secara simbolis menyerahkan bantuan dana hibah induk tahun 2024 senilai lebih dari Rp 57 miliar untuk mendukung pembangunan gereja ini.
Dalam sambutannya, Bupati Giri Prasta menekankan pentingnya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, sebagaimana yang tercermin dalam sila ke-5 Pancasila.
“Semua insan sama dapat dan sama rasa. Yang beda jangan sekali-kali dipaksakan untuk menjadi sama, tetapi yang sudah sama jangan dibedakan,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Bupati Giri Prasta menggarisbawahi pentingnya kerjasama antarumat beragama dan kerukunan umat beragama dalam membangun daerah. Dengan dukungan jemaat dan doa dari para pemimpin agama, Kabupaten Badung telah mengalami pertumbuhan ekonomi yang signifikan.
Dia juga mengungkapkan inisiatif “Badung Angelus Buana”, yang merupakan program bagi hasil dari Badung untuk Bali, yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan pemerataan ekonomi di wilayah tersebut.
Pendeta Ferdinand Ludji, pelayan jemaat GKPB Jemaat Betlehem, menyampaikan rasa terima kasih atas bantuan yang diberikan oleh Bupati Badung untuk pembangunan gereja tersebut.
“Kami yakin dan percaya bahwa Badung dapat dikatakan adalah miniatur toleransi yang ada di Indonesia karena Bapak Bupati berjuang bersama-sama untuk mengayomi semua umat yang ada di Kabupaten Badung, Bali pada umumnya,” ujarnya.
Dengan bantuan dana hibah tersebut, diharapkan pembangunan gereja GKPB di Banjar Untal-untal akan segera terwujud, menjadi monumen pembawa keadilan bagi umat Kristen Protestan di Bali. Semoga pembangunan ini tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga simbol kebersamaan dan toleransi antarumat beragama di Bali. (den/ub)
