UPDATEBALI.com, DENPASAR – Proyek P5 (Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila) telah menjadi bagian integral dari Kurikulum Merdeka yang bertujuan untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis, kreativitas, serta nilai-nilai Pancasila pada siswa. Meskipun konsepnya sudah ada, terdapat sejumlah pemahaman yang sering keliru atau salah kaprah dalam pelaksanaannya.
Pada sebuah lokakarya Proyek P5 yang diadakan oleh Balai Guru Penggerak Provinsi Bali, beberapa hal ini terungkap pada diskusi yang di fasilitasi narasumber , I Wayan Sudiarsa, S.T., M.Kom, yang juga turut hadir sebagai pembicara.
Berikut adalah 8 hal yang sering keliru dalam pelaksanaan Proyek P5 Kurikulum Merdeka:
- Assessment Proyek P5 pada Output Produk
Salah Kaprah: Menganggap bahwa penilaian (assessment) dalam Proyek P5 hanya berfokus pada output produk akhir.
Koreksi: Penilaian dalam Proyek P5 seharusnya lebih difokuskan pada proses pembelajaran yang berdasarkan sub elemen profil pelajar Pancasila yang menjadi tujuan pembelajaran.
- Penentuan Tema Proyek oleh Tim Projek
Salah Kaprah: Mengira bahwa tema dan topik Proyek P5 sepenuhnya ditentukan oleh tim projek.
Koreksi: Sebaiknya, pemilihan tema dan topik Proyek P5 melibatkan siswa agar lebih relevan dengan minat dan perkembangan mereka.
- Durasi Waktu Proyek yang Sama
Salah Kaprah: Menganggap bahwa semua projek P5 harus memiliki durasi waktu yang sama.
Koreksi: Durasi waktu tiap Proyek P5 sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan dan kompleksitas projek yang berbeda-beda.
- Pelaksanaan Proyek oleh Tim Projek Saja
Salah Kaprah: Mengira bahwa Proyek P5 hanya dikerjakan oleh tim projek.
Koreksi: Sebenarnya, Proyek P5 seharusnya melibatkan guru-guru sebagai fasilitator dan pendamping siswa dalam proses pembelajaran.
- Output Projek Hanya Produk atau Karya
Salah Kaprah: Memprediksi bahwa output Proyek P5 harus berupa produk atau karya seni.
Koreksi: Output Proyek P5 bisa juga berupa aksi, kampanye, pertunjukan, atau berbagai bentuk lainnya yang relevan dengan tema projek.
- Penilaian Proyek Hanya Berbentuk Rubrik
Salah Kaprah: Mengira bahwa penilaian (assessment) Proyek P5 hanya berbentuk rubrik.
Koreksi: Penilaian Proyek P5 dapat berbentuk checklist, catatan anekdotal, grafikembangan atau berbagai metode penilaian lainnya sesuai dengan kebutuhan pembelajaran.
- Projek P5 adalah Integrasi Mata Pelajaran
Salah Kaprah: Memahami bahwa Proyek P5 adalah kegiatan integrasi berbagai mata pelajaran.
Koreksi: Struktur Proyek P5 sebenarnya berbeda dan berada di luar struktur mata pelajaran yang ada.
- Penggunaan Anggaran yang Besar
Salah Kaprah: Berpikir bahwa pelaksanaan Proyek P5 memerlukan anggaran yang besar.
Koreksi: Proyek P5 dapat menggunakan aset dan sumber daya yang ada tanpa memerlukan biaya yang besar, fokus pada kreativitas dan inovasi.
Lokakarya ini dihadiri oleh berbagai sekolah di Denpasar, seperti SMPN 13 Denpasar, SMPN 10 Denpasar, SMP Chis Denpasar, SMP Albanna, SMP Tunas Harapan Jaya, SMP Harapan Mulya, dan SMP Dwijendra.
Dengan demikian, pemahaman yang lebih baik tentang Proyek P5 dapat diharapkan menjadi landasan yang lebih kokoh untuk peningkatan mutu pendidikan di wilayah tersebut.(*/ub)