UPDATEBALI.com, JEMBRANA – Setelah dilakukan nekropsi oleh petugas atau tim dari Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Denpasar, Minggu 9 April 2023.
Di dalam saluran pencernaan paus tersebut ditemukan sisa sisa makanan berupa kepala cumi hingga cacing.
"Jadi memang makanan paus ini adalah cumi, belum ditemukan lagi indikasi selain itu. Kemudian kita temukan juga cacing cacing nematoda, ini akan kita di laboratorium, apakah ini parasit yang berbahaya apa tidak bagi pencernaannya (paus)," kata Kepala BPSPL Denpasar, Permana Yudiarso, ditemui di lokasi Minggu 9 April 2023.
{bbbanner}
Selain itu, kata dia, paus sperma yang memiliki panjang 17 meter ini berjenis kelamin betina, yang sebelumnya diduga berjenis kelamin jantan.
Individu yang berbeda dengan jenis kelamin yang ditemukan di daerah Karangasem beberapa waktu lalu.
"Ini dikoreksi sedikit tentang kelamin, setelah diperiksa ini (paus) adalah betina. Benar seperti dugaan temuan awal kita bukan jantan, tapi ini betina," ungkapnya.
{bbbanner2}
Untuk nekropsi, lanjut Yudiarso, beberapa sample yang diambil yakni, bagaian gigi, jaringan kulit, syaraf, lambung atau pencernaan bagian ususnya dan yang penting lainnya.
"Sample ini akan di lakukan analisis di laboratorium fakultas kedokteran hewan universitas Airlangga Surabaya. Kita butuh waktu tiga sampai 4 Minggu setelah submit, setelah satu bulan kita akan kabarkan hasilnya dan analisis penyebab kematian seperti apa," jelasnya.
Disinggung terkait buruan hewan yang dilindungi di laut, pihaknya mengatakan tidak terdeteksi atau indikasi ada perburuan liar.
"Jadi dari temuan luka yang berupa tombak atau jaring pada paus, jadi tidak ada indikasi perburuan di laut selatan Bali," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, tim dari Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Denpasar telah berada di lokasi untuk selanjutnya melakukan nekropsi dan juga penguburan terhadap bangkai paus yang terdampar di pantai Yehleh, Desa Pengeragoan, Kecamatan Pekutatan, Jembrana, Minggu pagi, 9 April 2023.
Dari pantau di lokasi, bangkai paus masih berada di pantai akan ditarik terlebih dahulu sebelum dilakukan nekropsi oleh petugas.
Namun hingga pukul 14.00 wita, bangkai paus tersebut belum berhasil di tarik karena kondisi air laut masih pasang.
Fenomena langka ini menarik perhatian ratusan masyarakat setempat yang datang untuk menyaksikan paus tersebut.
Tim dari Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Denpasar telah melakukan ekspedisi ke lokasi untuk melakukan tindakan penanganan.
Kepala BPSPL Denpasar, Permana Yudiarso, menjelaskan Nekropsi dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis penyebab kematian paus dengan ukuran panjang 17,28 meter tersebut secara ilmiah. (dik/ub)