Minggu, Maret 9, 2025
BerandaNewsLongsor, Akses Jalan di Desa Yehembang Kauh Membahayakan Pengendara

Longsor, Akses Jalan di Desa Yehembang Kauh Membahayakan Pengendara

 

UPDATEBALI.com, JEMBRANA – Akses jalan longsor yang berada di Banjar Munduk Anggrek, Desa Yehembang Kauh, Kecamatan Mendoyo, membahayakan pengguna jalan terutama pengendara motor. Pasalnya sejak longsor sepekan lalu belum dipasang tanda peringatan berhati-hati untuk pengguna jalan.

Dari pantauan di lokasi, akses jalan longsor yang menghubungkan dua banjar yakni Banjar Munduk Anggrek dan Banjar Yehbuah Gianyar merupakan akses jalan utama untuk aktifitas ekonomi, terutama untuk anak anak sekolah. Jalan yang berdekatan dengan sungai Yehembang tersebut longsor hingga separuh aspal, dengan panjang sekitar 10 meter.

"Longsornya sekitar sepuluh harian. Ini jalan utama untuk masyarakat mau ke pasar bawa dagangan, anak ke sekolah, ramai warga yang lewat di sini," kata Ni Wayan Sekarini (53), warga Banjar Munduk Anggrek, ditemui di lokasi, Rabu 1 Maret 2023.

Menurutnya, akses jalan longsor ini, sangat membahayakan warga yang melintas, apalagi pada saat malam hari. Karena, kata dia, hingga saat ini belum dipasang tanda peringatan untuk pengguna jalan, hanya dipasang batang pohon pisang dan satu batang bambu oleh warga.  

"Saya aja yang deket rumah kadang takut juga lewat, apalagi malam. Khawatir juga kalau ada yang belum tahu longsor terus lewat. Sebenarnya harus dipasang tanda itu. Semoga tidak ada yang jatuh," ucapnya.

Meski jalan tersebut bisa dilalui kendaraan kecil dan motor, namun ia berharap, pemerintah segera melakukan penanganan. Jika tidak demikian,  kemungkinan longsor tersebut akan lebih parah lagi, bahkan bisa putus jalannya.

Baca Juga:  Enam Orang Mahasiswa Wakili Universitas Udayana dalam Peksiminas XVI 2022

{bbbanner}

"Karena deket sungai kalau banjir takut tanahnya longsor dihantam air," imbuhnya.

Dikonfirmasi Perbekel Desa Yehembang Kauh I Komang Darmawan mengatakan, longsor jalan tersebut bertambah parah sejak sepekan lalu, akibat cuaca ekstrim, hujan yang sering terjadi di wilayah Jembrana dan sekitarnya.

"Sebelumnya sudah longsor, namun tidak separah ini. Waktu hujan terakhir, itu kalau nggak salah, mulai satu minggu yang lalu. Kan hujan hampir setiap malam sampai airnya juga naik (jalan) jadi longsor lagi," ungkapnya. 

Darmawan menjelaskan, karena jalan tersebut dekat daerah aliran sungai (DAS) yang rentan terjadi abrasi, pihaknya sudah mengusulkan melalui dinas terkait untuk mendapatkan bantuan.

Baca Juga:  Bupati Suwirta Dukung Pendataan Regsosek Tahun 2022

"Itu kan pertemuan dua sungai, jadi ketika hujan air besar membentur bagian bawah jalan hingga longsor. Saya sudah sampaikan juga ke dinas PU, tapi kan itu kewenangan balai juga," ungkapnya.

"Tentu harapan saya juga bisa segera dibantu. Jadi saya juga ingin dipercepat bantuannya, biar akses penduduknya bisa terakomodir untuk bisa diselesaikan," imbuhnya.

Disinggung terkait belum dipasangnya tanda peringatan di jalan longsor, pihaknya mengatakan akan segera membuatkan spanduk serta menutup bagian jalan yang longsor tersebut dengan barrier atau pagar pembatas.

"Besok saya akan bikin tanda seperti baliho itu untuk dipasang di sana," pungkasnya. (dik/ub)

BERITA TERKAIT
- Advertisment -

Most Popular

Recent Comments