UPDATEBALI.com, BULELENG – Saat ini sejumlah sapi milik beberapa peternak yang ada di Buleleng sedang dilanda virus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), hal ini menyebabkan pihak Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) angkat bicara terkait penanganan PMK.
Anggota Komisi IV DPR-RI dapil Bali Drs. I Made Urip, M.Si mengatakan, bahwa pada setiap daerah sudah di alokasikan vaksin untuk ternak yang belum terjangkit dan kini vaksin itu sudah mulai dilakukan pada semua kabupaten yang ada di Bali. Dirinya berharap dengan adanya vaksin itu, Bali bisa mengatasi hingga terbebas dari persoalan PMK yang sedang menyerang hewan ternak ini.
“Dari pusat itu sudah setiap daerah kita alokasikan vaksin termasuk juga di Bali ini. Jadi vaksin itu sudah mulai dilakukan disemua kabupaten yang ada di bali, mudah-mudahan dengan vaksin itu kita bisa Bali ini kembali nihil tentang PMK,” ucap Drs. I Made Urip, M.Si saat dikonfirmasi, pada Senin (18/7/2022).
Selanjutnya, Made Urip, juga menyampaikan, terkait vaksinasi yang dilakukan dalam rangka mencegah PMK agar tidak meluas, pihaknya juga telah memperjuangkan vaksinasi yang saat ini sudah di distribusikan kedaerah-daerah, untuk saat ini Buleleng sudah dialokasikan vaksin paling banyak di Bali sebab Buleleng mempunyai populasi sapi yang banyak maka pihaknya telah mengalokasi kan vaksin kurang lebih sekitar 17 ribu yang kemungkinan akan bertambah lagi.
“Kita sudah ada alokasi beberapa yang disampaikan oleh pusat salah satunya vaksin, sampai hari ini Buleleng sudah kita alokasikan vaksin paling banyak di Bali kurang lebih karena kita mempunyai populasi sapi yang banyak jadi kita di alokasi kan vaksin kurang lebih 17 ribu mungkin besok akan bertambah lagi,” ucapnya.
Kepala Dinas Pertanian (Kadistan) Kabupaten Buleleng Made Sumiarta mengungkapkan, hingga saat ini vaksinasi PMK sudah bergerak menuju daerah Grokgak bagian timur yang menyasar radius 10 kilometer dari daerah yang telah teridentifikasi PMK. Untuk sapi yang telah terjangkit PMK kini sudah dilakukan pemotongan bersyarat yang nantinya akan dibeli oleh jagal selain itu para peternak yang sapi nya harus dipotong bersyarat ini juga akan mendapatkan kompensasi dari pemerintah.
“Untuk eliminasi kita luruskan jadi bukan eliminasi tapi kita ada pemotongan bersyarat, artinya kalau ada peternak yang sapinya terindikasi sakit kita akan potong itu nantinya akan mendapat kompensasi istilahnya bantuan pemotongan bersyarat,” ucapnya.
Selain itu dirinya juga mengatakan kompensasi itu telah disampaikan oleh menteri pertanian melalui Zoom Meeting, nantinya jika peternak telah merelakan sapinya itu untuk dipotong bersyarat mereka akan mendapatkan kompensasi kurang lebih sebesar Rp 6 hingga Rp 8 juta sesuai besar kecilnya sapi yang akan di potong bersyarat maka dengan itu para peternak tidak akan dirugikan, dengan adanya kompensasi ini diharapkan agar nantinya para jagal tidak mempermainkan harga daging sapi itu.
“Contohnya kalau nanti petani merelakan sapinya itu untuk dipotong bersyarat seumpanyanya sapi dewasa dibeli oleh jagal empat juta nanti kompensasinya karena itu dewasa paling tinggi adalah Rp6-8 juta artinya petani tidak dirugikan jangan sampai juga dengan adanya hal ini nanti para jagal itu bermain karena tau petani akan diberikan kompensasi nilai yang diberi jagal itu diturunkan,” ungkapnya.
Dengan adanya hal itu, Sumiarta berharap para peternak yang sapinya telah terjangkit PMK untuk merelakan sapi-sapi nya dipotong bersyarat untuk mencegah meluasnya penyakit ini agar tidak berkepanjangan, apalagi para peternak juga akan mendapatkan kompensasi dari sapi yang akan dipotong ini jadi mereka tidak mengalami kerugian.(diana/ub)